Monday, July 28, 2008

Pahlawan Iman


2 Samuel 23:8-23; Ibrani 11:32-40

Baca 2 Samuel 23:8-24b. Wow! Luar biasa kisah ini. Bayangkan bagaimana kalau hal demikian terjadi dalam hidup kita. ada orang-orang yang rela berkorban bagi kita, bahkan mengorbankan nyawanya bagi kita.


Mari kita baca lagi kali ini di dalam Perjanjian Baru Ibrani 11:32-40.


Kemarin kita sudah belajar mengenai ketidakbersalahan Alkitab dan kita memiliki tanggung jawab sebagai anak Tuhan untuk menjaga gawang kebenaran Alkitab dari orang-orang yang menentang maupun yang menurunkan derajat kebenaran Alkitab. John Huss adalah salah satu pahlawan iman yang pernah hidup di dunia yang berjuang membela kebenaran Alkitab. Ia berjuang mempertahankan Alkitab adalah sumber otoritas tertinggi.


John Huss adalah seorang anak Tuhan yang menentang otoritas Paus sebagai otoritas tertinggi di dalam Gereja. Bagi John Huss, otoritas tertinggi di dalam Gereja adalah Alkitab yang dapat menyelesaikan semua masalah Gereja. Akibat penentangannya ini, John Huss dibawa ke pengadilan. Di sana, Ia menolak dengan tegas otoritas Paus dan membela Alkitab. Akhirnya pengadilan memutuskan John Huss dibakar sebagai penyesat.

Tujuh orang maju ke depan dan memerintahkan kepada Huss untuk menaruh pakaian imamnya dan ia melakukannya. Mereka kemudian mulai menghina dan mengejeknya pada saat mereka melepaskan pakaian imam darinya satu demi satu. Kemudian pada kepalanya yang berdarah mereka menempatkan topi kertas Uskup yang memiliki gambar roh-roh jahat dan kata-kata, "biang keladi bidat."

Ketika Uskup mengenakan penutup kepala dari kertas di kepala Huss, ia berkata, "Sekarang kami menyerahkan jiwamu kepada neraka." Huss mengangkat matanya ke surga dan berkata, "Namun, aku menyerahkan ke dalam tangan-Mu, O Tuhan Yesus Kristus, rohku yang telah Engkau tebus."

Huss kemudian dituntun melewati api unggun tempat mereka membakar buku-bukunya dan diikat di tiang dengan rantai. Ketika pelaksana eksekusi melingkarkan rantai ke sekeliling tubuhnya, Huss tersenyum dan berkata, "Tuhanku Yesus Kristus diikat dengan rantai yang lebih kuat daripada ini demi aku, jadi mengapa aku harus malu dibelenggu dengan rantai yang berkarat ini?"

Ikatan kayu ditumpuk sampai ke lehernya kemudian Duke of Bavaria berusaha membuatnya menyangkal ajarannya. Huss menjawab, "Tidak, aku tidak pernah mengkhotbahkan doktrin yang jahat dan hal yang kuajarkan dengan bibirku aku meteraikan dengan darahku." Ketika berkas kayu api dinyalakan dan nyala api menyelubunginya, Huss menyanyikan himne begitu keras dan penuh sukacita sehingga suaranya bisa terdengar mengatasi bunyi kayu yang terbakar dan suara orang banyak yang menonton ia dibakar. Namun, segera suaranya berhenti ketika nyala api itu mencapai tenggorokan dan wajahnya, dan ia tertelungkup ke depan bersandar pada rantainya.

Dengan kebodohan lebih lanjut para uskup dengan teliti mengumpulkan abu Huss dan membuangnya ke Sungai supaya tidak ada sisa Huss yang masih tetap ada di bumi. Namun, mereka tidak bisa menghapuskan kenangan akan ia atau ajarannya dari pikiran para pendukungnya dengan siksaan, api atau air. Melalui mereka, kenangan akan ia dan ajarannya akan terus dihormati serta tersebar lebar dan luas. Setelah mati, Huss memberikan ancaman lebih besar pada Gereja Roma daripada saat hidup.

Ini hanya salah satu contoh pahlawan iman di sepanjang sejarah kekristenan. Kedua bagian firman Tuhan yang kita baca tadi menunjukkan kepada kita bahwa Alkitab pun mencatat ada banyak pahlawan-pahlawan iman. Yang perlu kita renungkan malam ini adalah, mengapa Tuhan mencatat pahlawan-pahlawan ini di dalam Alkitab? Tentu Tuhan memiliki maksud. Saya melihat ada 2 maksud Tuhan mencatat para pahlawan ini di dalam Alkitab:

1. Agar kita meneruskan apa yang sudah mereka perjuangkan/pertahankan.
Manusia pada umumnya adalah manusia yang hidup untuk bertahan. Para suami bekerja keras untuk mempertahankan keluarganya tidak kelaparan, para ibu atau perempuan berusaha mempertahankan tubuhnya tetap ideal, para politisi dan penguasa bekerja keras mempertahankan harga dirinya, para pengusaha atau pedagang berusaha mempertahankan bisnisnya tidak bangkrut di tengah kesulitan ekonomi, para karyawan berusaha mempertahankan agar dirinya tidak di PHK atau dipecat dari pekerjaannya, para siswa dan mahasiswa berjuang mempertahankan nilainya tidak jelek, dan semua manusia pasti berusaha dengan keras untuk mempertahankan dirinya dari segala ancaman kematian. Hidup manusia adalah hidup untuk mempertahankan sesuatu yang dianggap penting baginya. Tetapi apakah hidup kita hanya sekedar mempertahankan hal-hal di atas?

Tentu tidak! Karena firman Tuhan mengatakan di dalam Kolose 2:6, “kamu telah menerima Kristus Yesus Tuhan kita. karena itu, hendaklah [ay. 6b, 7, 16, 3:1, 5, 12], khusus lihat di pasal 3:1-2, hendaklah cari perkara yang di atas (kekekalan), ayat 2 mengatakan pikirkanlah perkara yang di atas bukan yang di bumi.” Kaki memang ada di bumi tetapi kepala harus ada di surga sehingga keadaan di bumi kita jadikan seperti di surga.

Artinya begini, secara praktis saya akan gambarkan demikian, uang pasti kita perlukan, penampilan juga perlu, sehat perlu, nilai baik perlu, semua perlu kita pertahankan/kita cari dalam hidup kita (ini berarti kaki kita masih di bumi) fakta yang tidak dapat kita sangkali, tetapi kalau kita hanya fokus kepada apa yang di bumi ini maka kita hanya akan berkutat dengan hidup yang biasa-biasa saja, padahal Tuhan memberikan kelimpahan dan kepenuhan di dalam-Nya. Kita harus berpikir keluar dari batas hanya di bumi saja, melainkan perkara surga. Masalah kerohanian kita apakah menjadi perhatian kita yang serius seserius kita bekerja mencari uang? Apakah kita perduli untuk mempertahankan saat teduh atau kehidupan doa kita sebaik kita mempertahankan diri kita tidak dipecat di kantor? Kalau kita peduli, maka kita sudah melakukan kaki di bumi tetapi kepala di surga. Saya ambil contoh di dalam Efesus 4:28, “. . . baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.” Jadi kita kerja bukan sekedar untuk makan bagi saya dan keluarga melainkan berusaha memikirkan orang lain seperti yang Tuhan perintahkan.

Setiap anak Tuhan tidak sekedar memiliki tanggung jawab mempertahankan hidupnya sehari-hari melainkan harus mempertahankan sesuatu yang jauh lebih penting dari hidupnya sehari-hari.

Kalau kita melihat para pahlawan Daud, mereka mempertahankan sesuatu melebihi hidup mereka. Mereka sedang mempertahankan dengan perjuangan dan pengorbanan agar nama Tuhan tetap tegak berdiri. Bangsa Filistin pada waktu itu sangat meremehkan bangsa Israel (lih. 1Sam. 17:25-26). Firman Tuhan mengatakan bahwa meremehkan bangsa Israel adalah meremehkan Allah.

Di saat bangsa Israel mundur (ay. 9), para pahlawan Daud dengan gagah beraninya bersama-sama Rajanya Daud berdiri mempertahankan nama Allah. Mereka berani karena mereka percaya kepada Rajanya Daud yang adalah orang pilihan Allah yang diberi janji penyertaan di dalam segala peperangan. Dan Tuhan memang memberkati peperangan mereka dengan kemenangan-kemenangan besar. Eleazar tetap bersama Daud meskipun semua bangsa Israel mundur dan dengan memakai pedangnya yang sampai melekat di tangannya, banyak orang Filistin mati (ay. 9-10). Sama tetap berdiri di tengah-tengah ladang kacang merah menghadapi orang Filistin meskipun semua tentara sudah mundur dan Tuhan memberinya kemenangan (ay. 11-12). Dan kita melihat pahlawan lainnya yang dengan gagah perkasanya melawan bangsa Filistin dan bangsa lain.

Bagaimana dengan Perjanjian Baru? Saking banyaknya pahlawan Tuhan, Alkitab ini tidak cukup menceritakannya. Banyak orang yang berjuang menaklukkan kerajaan, mengamalkan kebenaran, rela disiksa, diejek, didera demi mempertahankan kebenaran dan demi nama Tuhan dinyatakan sehingga banyak orang datang kepada Tuhan. Nah kita melihat, bagaimana mereka bisa melakukan semua hal ini? Karena iman kepada Tuhan. Iman adalah keyakinan yang kokoh terhadap firman Tuhan. Iman adalah keyakinan yang kokoh akan Yesus sebagai Tuhan dan Raja.

Nah, daftar Perjanjian Baru ini berlanjut di dalam daftar nama para martir Kristus sepanjang abad manusia. Saya ambil contoh:

Polikarpus, seorang murid Rasul Yohanes dan penilik gereja di Smirna. Ia mendengar bahwa para prajurit mencarinya lalu ia berusaha melarikan diri, tetapi ia ditemukan oleh seorang anak. Setelah memberi makan para penjaga yang menangkapnya, ia meminta waktu satu jam untuk berdoa dan permintaannya dikabulkan mereka. Ia berdoa dengan begitu tekun sehingga para penjaga itu meminta maaf kepadanya karena mereka ditugaskan untuk menangkapnya. Namun, ia akhirnya dibawa ke depan gubernur dan dihukum bakar di tengah pasar.
Setelah putusan hukumannya ditentukan, gubernur berkata kepadanya, "Celalah Kristus dan aku akan melepaskan kamu."

Polikarpus menjawab, "Delapan puluh enam tahun aku telah melayani Dia; Ia tidak pernah berbuat salah kepadaku. Bagaimana mungkin aku mengkhianati Rajaku yang telah menyelamatkan aku?"

Di tengah pasar, ia diikat di tonggak dan tidak dipaku seperti kebiasaan pada saat itu karena ia menjamin mereka bahwa ia akan berdiri tanpa bergerak dalam nyala api dan tidak akan melawan mereka. Pada saat kayu-kayu kering yang diletakkan di sekitarnya dinyalakan, nyala api itu berkobar dan menyelubungi tubuhnya tetapi tidak membakarnya. Maka pelaksana hukuman diperintahkan untuk menusuknya dengan pedang. Ketika ia melakukannya, darah yang sangat banyak menyembur keluar dan memadamkan api itu. Meskipun ternan-ternan Kristennya memohon agar tubuhnya diberikan kepada mereka supaya mereka dapat menguburkannya, musuh-musuh Injil bersikeras agar tubuhnya dibakar dengan api, dan itu dilaksanakan.

Bagaimana dengan kita? apa yang sedang kita pertahankan? Mungkin kita tidak perlu sampai mati untuk mempertahankan iman seperti John Huss, Polikarpus atau martir lainnya, tetapi apakah kita sudah meneruskan perjuangan dan pengorbanan mereka melalui hidup kita? apakah kita sedang mempertahankan nama Tuhan harum melalui hidup kita?
Ini yang pertama, Tuhan menuliskan para pahlawan iman di dalam Alkitab agar kita dapat meneruskan perjuangan mereka, yang kedua adalah agar kita dapat meneruskannya dengan setia.

2. Agar Kita meneruskannya dengan setia.
Para pahlawan Daud begitu setia kepada Daud sebagai orang pilihan Tuhan (1Taw. 11:10). Mereka berani melakukan apa saja bagi Daud karena dengan setia dan taat kepada orang pilihan Tuhan, maka itu menandakan ia juga setia dan taat kepada Tuhan. Dari bagian yang kita baca, ketika Daud menginginkan air yang ada di Betlehem padahal Betlehem dikuasai bangsa Filistin, tiga pahlawan Daud menyusup dan berhasil mengambil air dari sumur di Betlehem itu. Mereka melakukan apa yang diperintahkan oleh Rajanya Daud meskipun bahaya. Hal ini mengharukan Daud sehingga Daud mempersembahkan air ini kepada Tuhan sebagai yang layak menerimanya.
Tidak hanya hal yang baik, pahlawan Daud pun melakakukan dengan setia dan taat apa yang salah diperintahkan Daud (bukan berarti kita harus setia kepda yang salah) tetapi saya ingin menunjukkan bahwa betapa setia dan taatnya para pahlawan Daud kepada Daud sebagai orang pilihan Tuhan. Di dalam pasal berikutnya pasal 24, di sana dikisahkan (memang lebih jelasnya kalau kita melihat catatan di 1 Tawarikh 21) bahwa Daud diperdaya oleh Iblis untuk menghitung seluruh pasukannya. Di dalam 1 Tawarikh 21:1 lebih jelas dituliskan, “Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel.” Lalu Daud memerintahkan kepada Yoab, panglima Daud untuk pergi menjelajahi negeri dan menghitung pasukannya. Perbuatan Daud ini jahat di mata Tuhan 1 Tawarikh 21:7, “tetapi hal ini jahat di mata Allah, sebab itu dihajarnya orang Israel.” Mengapa jahat di mata Allah dengan menghitung pasukan Israel? Karena itu menunjukkan bahwa Daud mengandalkan pasukannya daripada mengandalkan Tuhan. Daud sombong dengan jumlah pasukan yang ada.

Sebenarnya Yoab sebagai Panglima sudah mengingatkan Daud akan hal ini. Di dalam 1 Tawarikh 21:3 dikatakan, “Kiranya Tuhan menambahi rakyat-Nya seratus kali lipat daripada yang ada sekarang. Ya tuanku Raja, bukankah mereka sekalian hamba-hamba tuanku, mengapa tuanku menuntut hal itu? Mengapa orang Israel harus menanggung kesalahan akan hal itu?” ternyata seorang panglima lebih bijak daripada seorang Raja…hehehe…. Kalo iblis sudah memperdaya, maka siapapun bisa tertipu dan jatuh dalam dosa.

Maka dikatakan, Yoab dan panglima lainnya terpaksa menuruti titah Daud Rajanya (1 Taw. 21:4; dan seluruh panglima tentara 2 Sam. 24:4). Ini menunjukkan betapa setianya seluruh panglima Daud kepada Daud sebagai orang pilihan Allah.

Bersyukur Daud sadar dan ia Raja yang bijak. Ia memohon kepada Tuhan agar hukuman yang didapat tidak ditimpakan kepada rakyatnya melainkan kepada dirinya dan keluarganya.
Kita melihat para pahlawan Daud begitu setia kepada Daud.

Bagaimana dengan di Ibrani? Di dalam ayat 35b dikatakan, “tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik.” Mereka lebih suka berada di dalam penderitaan di dalam mempertahankan nama Tuhan dibandingkan harus bebas dari penderitaan namun nama Tuhan disangkalnya. Di dalam ayat 39 pun dijelaskan bahwa, “mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik.” Artinya, apa yang mereka perjuangkan dan pertahankan mungkin waktu itu mereka tidak melihat hasilnya, tetapi mereka tetap setia melakukannya. Sekrang kita yang menerima hasilnya sebenarnya. Kita bisa menikmati Alkitab yang sudah dipertahankan dengan banyak darah dan air mata. Kita bisa menikmati ibadah pada malam ini karena ada banyak misionaris yang berkorban datang ke Indonesia memberitakan Injil. Ini adalah hasil kesetiaan para pahlawan iman yang meskipun tidak melihat buahnya saat itu tetapi mereka tetap berjuang dan berkorban.

John Huss dan Polikarpus ketika menjalani penderitaan mereka akibat membela nama Yesus mungkin saat itu tidak melihat buahnya, tetapi mereka tetap setia melakukannya.
Bagaimana dengan kita? apakah kita pun setia meskipun tidak terlihat hasilnya atau buahnya?

Tuhan Yesus adalah pahlawan kita yang sejati. Ia pahlawan dari segala pahlawan yang ada di dalam sepanjang sejarah hidup manusia. IA MENEBUS DOSA KITA.

APA RESPON KITA AKAN KASIHNYA SELAIN DARIPADA HIDUP KITA MEMULIAKAN NAMANYA? MAUKAH ENGKAU MENERUSKAN PERJUANGAN PARA PAHLAWAN IMAN? MAUKAH ENGKAU MELAKUKANNYA DENGAN SETIA?