1 Yohanes 3:11-18
Sepanjang kisah Alkitab, saya mendapati setidaknya ada 2 hal yang sangat jelas dikerjakan Allah sebagai bukti kasih-Nya kepada kita (tanpa bermaksud mengabaikan kisah lainnya): (1) Kelahiran Tuhan Yesus ke dalam dunia (natal); dan (2) kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib (Jumat Agung). Kedua bukti ini sangat menunjukkan Allah tidak sekadar cuap-cuap di PL, tetapi justru perbuatan kasih-Nya yang nyata melahirkan PB yang bercerita panjang lebar mengenai Yesus Kristus—Kasih yang nyata itu.
Sepanjang kisah Alkitab, saya mendapati setidaknya ada 2 hal yang sangat jelas dikerjakan Allah sebagai bukti kasih-Nya kepada kita (tanpa bermaksud mengabaikan kisah lainnya): (1) Kelahiran Tuhan Yesus ke dalam dunia (natal); dan (2) kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib (Jumat Agung). Kedua bukti ini sangat menunjukkan Allah tidak sekadar cuap-cuap di PL, tetapi justru perbuatan kasih-Nya yang nyata melahirkan PB yang bercerita panjang lebar mengenai Yesus Kristus—Kasih yang nyata itu.
Rasul Yohanes yang surat-suratnya dipenuhi dengan nada kasih mengingatkan kepada orang-orang Kristen bahwa orang-orang Kristen harus mengasihi dengan nyata—melalui perbuatannya— seperti kasih yang nyata dari Allah bagi manusia.
Orang yang sudah dibenarkan oleh Kristus pastilah orang-orang yang mau (atas dasar kasih Kristus) dan mampu (atas dasar kekuatan dari Roh Kudus) melakukan apa yang Kristus perintahkan. Memang ini menjadi sebuah pergumulan seumur hidup bagi orang Kristen. Tetapi akan sulit dipahami jika orang Kristen membenci seseorang kemudian terus menerus membenci tanpa adanya suatu usaha yang kuat melawan kebencian itu dan menggantinya dengan kasih dan pengampunan. Sulit dipahami!
Dengan kata lain seperti yang Yohanes ingin sampaikan, apakah mungkin orang yang mengaku menerima kasih Allah dengan mudahnya membenci saudaranya? Jangan-jangan ia hanya mengaku-ngaku sudah menerima kasih Allah (ay. 15). Apakah mungkin orang yang mengaku menerima pengorbanan Yesus menutup hatinya terhadap saudaranya yang kesusahan? Sekali lagi, jangan-jangan ia hanya mengaku-ngaku saja (ay. 17).
Benar bahwa kita dibenarkan karena iman saja, tetapi iman itu harus terlihat melalui apa yang kita perbuat bagi Tuhan. Marilah kita melangkahkan iman kita lebih lagi dengan perbuatan kita sehingga orang-orang dapat yakin berkata, “engkau memang anak-anak Allah” (1Yoh. 3:10).
Kita diselamatkan hanya karena iman saja, tetapi imanmu harus dinyatakan dengan perbuatanmu.
No comments:
Post a Comment