Nehemia 4:1-23
Siapa Nehemia? Orang Israel yang menjadi Juru minuman Raja. Pada bangsa-bangsa asing/kafir, posisi juru minuman raja adalah posisi yang sangat penting sekali karena merupakan pejabat tinggi di dalam lingkungan Raja (Raja Salomo dalam menyambut Ratu Syeba; 1Raj. 10:5) dan dapat mewakili Raja untuk memperingatkan perang (Raja Asyur kepada Hizkia; Yes. 36:1-2). Jadi, Nehemia memiliki posisi yang penting di dalam pemerintahan Arthasasta, Raja Persia. Dia juga sangat disayang oleh Raja karena ketika dia bersedih akan kondisi negerinya, raja memperhatikannya sehingga dia dapat kembali ke negerinya dan membangunnya. Nah, kepercayaan dan kasih sayang dari Raja Arthasasta ini tentu menunjukkan Nehemia bukan orang Israel buangan yang sembarangan. Tentu ia memiliki perawakan, karakter dan kepandaian yang dibutuhkan oleh bangsa penjajah, seperti kalo kita lihat Raja Nebukadnezar, Raja Babel, yang menyuruh Aspenas, kepala istananya untuk membawa orang Israel yang berperawakan baik, muda dan pintar termasuk di dalamnya kita kenal Daniel, Hananya, Misael dan Azarya.
Dan seperti Daniel dan ketiga kawannya, Nehemia adalah seseorang yang mencintai Tuhannya sehingga ketika ia mendengar berita negerinya hancur, maka dia berkabung dan berpuasa selama beberapa hari. Ini menunjukkan seuatu sikap kedukaan yang amat sangat. Tidak heran, Nehemia memiliki kerinduan membangun kembali negerinya.
Kita melihat tujuan dari Nehemia adalah membangun kembali tembok Yerusalem dan pintu-pintu gerbang Yerusalem. Mengapa penting sekali membangun sebuah tembok padahal tembok Berlin saja dihancurkan? Apa pentingnya membangun kembali pintu-pintu gerbang? Tembok dan pintu-pintu gerbang melambangkan kejayaan suatu kota/bangsa. Contohnya Tembok dan gerbang Yerikho menjadi kejayaan dan lambang kekuatan bangsa Kanaan. Tetapi ketika Yosua dapat menghancurkannya, maka kejayaan Yerikho lenyap sudah, tidak terdengar lagi! Ketika kota Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh tentara sekutu, maka kejayaan tentara Jepang hilang sudah sehingga beberapa hari setelah itu mereka menyerah pada sekutu 14 Agustus 1945. Tetapi ketika mereka mulai membangunnya, maka jadilah mereka bangsa yang kuat sampai sekarang.
Tidak heran, Nehemia pun berkata di dalam Nehemia 2:17, “. . . Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela.”
Jadi, apakah membangun tembok dan gerbang Yerusalem menandakan berjayanya kembali bangsa Israel yang sudah terpuruk? Bukan! Tetapi kejayaan dan kemegahan Allah bangsa Israel. Karena siapa yang mencela bangsa Israel maka nama Allah juga dicela! Karena bangsa Israel tidak dapat lepas dari nama Allah.
Di samping mengembalikan kemegahan Allah, maka pembangunan tembok dan gerbang Yerusalem menunjukkan perkenanaan Tuhan atas segala dosa yang dilakukan bangsa Israel. Tuhan mengampuni mereka dan berkenan membangun kembali iman mereka.
Karena itu, membangun tembok dan gerbang Yerusalem menjadi fokus yang sangat penting sekali di dalam hidup Nehemia dan bangsa Israel. Di dalam pasal 2:1-20 mereka bertekad bersama-sama untuk membangun kembali kejayaan Allah dan komunitas umat Allah. dan di dalam pasal 3 kita melihat campur tangan banyak pihak untuk membangun.
Pada pasal 4 kita melihat ternyata mereka menghadapi tantangan. Tetapi justru di dalam tantangan ini kita melihat pentingnya kesatuan, pentingnya komunitas, pentingnya kebersamaan! Yang saya bagi menjadi dua poin mengapa komunitas itu begitu penting sekali dalam hidup kita:
1. Komunitas penting untuk mewujudkan rencana Allah.
Tantangan seharusnya tidak menjadi halangan bagi rencana Allah. Nehemia menyadari tantangan yang berat datang ketika ia dan bangsa Israel akan membangun tembok Yerusalem. Tetapi nehemia dan bangsa Israel dikatakan terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan ujung2nya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati (ay. 6). Mengapa mereka dapat tetap fokus? Karena mereka mendapatkan jaminan dari tangan Allah yang perkasa itu. Di dalam 2:18, bangsa Israel siap untuk membangun ketika Nehemia menyampaikan kepada mereka betapa murah tangan Allah yang melindungi dia (Raja yang mengijinkan, memberikan surat kepada Bupati agar diijinkan lewat dan surat kepada Asaf, pengawas taman raja untuk menyediakan kayu bagi pembangunan—2:8).
Apa rencana Allah yang terbesar di dalam hidup manusia? Tentu rencana keselamatan! Kita melihat rencana keselamatan ini pun merupakan campur tangan komunitas Allah Tritunggal. Bukan sekedar pekerjaan satu pribadi Allah tetapi Allah Tritunggal di mana Allah Bapa memilih, Allah Anak menebus dan Allah Roh Kudus yang melahirbarukan (1Ptr. 1:2). Jadi Allah kita yang Tritunggal itupun berkomunitas dan kita sebagai gambar dan rupa-Nya memiliki natur berkomunitas. Kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan, bukan makhluk individual yang egois, karena Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam, yang menunjukkan secara komunitas, seseorang saling membutuhkan satu dengan lainnya.
Nah, apa tembok Yerusalem kita? Membangun usaha kita? Pekerjaan kita? Studi kita? Kalau kita hanya berfokus membangun semua itu demi kepentingan kita, maka wajar saja kita tidak suka berkomunitas, bahkan kita bisa terjebak ke dalam nilai dunia yang mengatakan, “capai keberhasilanmu, jangan kalah dengan orang lain! hati-hati, teman bisa menjadi lawan! Dst!” Apa tembok Yerusalem kita seharusnya? Apa yang dapat menyatukan kita untuk memuliakan nama Tuhan?
Saya harus mengatakan, Wujudnyatakan rencana Allah yang terbesar yaitu keselamatan manusia. Kita harus menjadikan keselamatan manusia ini fokus kita yang penting sepenting mendirikan tembok Yerusalem bagi kejayaan nama Allah. kita harus bisa menjadikan keselamatan manusia ini fokus dalam hidup kita karena kita sendiri sudah dipanggil, diselamatkan dan dijamin keselamatan-Nya oleh Allah. sehingga secara status, kita tidak perlu lagi kuatir akan keselamatan kita melainkan kita fokus melakukan pekerjaan Allah.
Tembok Yerusalem komisi Pemuda dalam waktu dekat ini adalah KKR Natal dan seminar spiritualitas. Apakah pekerjaan Allah dan rencana Allah ini dikerjakan saya seorang diri? Apakah bisa? Tidak! Beberapa orang pengurus juga? Tidak dapat! Diperlukan saudara-saudara yang sudah dipanggil dan dikuduskan Allah untuk kita bersama-sama mewujudkan pekerjaan Allah yang besar ini. Banyak hal sederhana yang dapat kita kerjakan. Ikut berdoa setiap sabtu, fokus kepada beberapa orang yang akan kita bawa ke KKR, membantu di dalam membimbing mereka yang nantinya mengambil tekad percaya kepada Tuhan.
Ketika jemaat mula-mula terbentuk hasil dari kotbah Petrus, mereka melakukan banyak hal sehingga dikatakan mereka disukai semua orang sehingga Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. Luar biasa bukan? Tuhan memakai komunitas jemaat mula-mula untuk membawa jiwa datang kepada Tuhan. Apakah kita bisa seperti demikian? Ataukah sekian tahun lamanya kita duduk di kursi yang kita duduki sekarang dan tidak pernah berbuat apa-apa padahal betapa luar biasanya sebuah komunitas di mata Tuhan?
Sebuah lego tidak akan kelihatan cantik tetapi kalau sudah dirangkai akan kelihatan seperti begini (tunjukkan gambar lego). Tuhan rindu merangkai komunitas kita menjadi cantik. Mau dipakai Tuhan?
2. Komunitas penting untuk saling mengingatkan akan kuasa dan pimpinan Allah.
SS, mengapa mereka mau menyerah dan berputus asa meskipun Tuhan sudah menjamin rencana pembangunan ini? (ay. 10) inilah manusia yang berdosa. Meskipun ada jaminan dari Tuhan tetap saja kekuatiran dan ketakutan berjaya di dalam hidupnya. Manusia lebih sering takut sama manusia dan masalahnya daripada kepada Tuhan itu sendiri. Itulah sebabnya, komunitas penting sekali untuk saling mengingatkan.
Nehemia mengingatkan mereka dengan berkata, “jangan kamu takut terhadap mereka! Ingatlah kepada Tuhan yang Mahabesar dan dahsyat. . .” (ay. 14). Sebelum Nehemia berucap kata-kata ini, Nehemia sendiri pun perlu diingatkan dulu sampai sepuluh kali oleh orang-orang Yahudi yang tinggal dekat dengan para pengancam itu barulah dia memutuskan untuk menempatkan rakyat dengan senjatanya untuk berjaga-jaga dari serangan. (ay. 12-13).
Jadi, ada timbal balik di dalam saling mengingatkan. Nehemia mengingatkan, Nehemia diingatkan. Kita mengingatkan, kita pun diingatkan. Ketika kita mengingatkan dan berharap orang lain memperhatikan maka ketika kita diingatkan maka kita pun perlu sekali memperhatikan. Mengapa saya mengatakan demikian? Karena seringkali kita suka mengingatkan tetapi tidak suka diingatkan.
Komunitas penting sekali untuk mengingatkan kita akan segala hal dalam hidup kita. Kita dapat saling mengingatkan akan pimpinan dan penyertaan Tuhan dalam hidup kita. ketika iman kita sedang lemah, Tuhan bisa memakai komunitas kita untuk menguatkan kembali iman kita. ketika sedang kuatir, kata-kata penghiburan dari teman-teman kita dapat menguatkan kita kembali.
SS, kita itu adalah makhluk berakal budi, tetapi juga makhluk pelupa. Komunitas penting sekali untuk mengingatkan kita. kalau kita menjauh dari komunitas maka kita akan selalu lupa, lupa dan lupa. Lupa seharusnya saat teduh, lupa seharusnya melayani, lupa seharusnya tidak kuatir, dll.
Selain mengingatkan akan penyertaan Tuhan, kita juga bisa saling mengingatkan akan dosa kita sehingga kita dapat hidup memuliakan Tuhan, karakter kita dapat diasah dan dikikis sehingga semakin serupa dengan Tuhan. Hal ini dapat terjadi melalui komunitas.
Bagaimana saudara mau belajar sabar? Ketika bertemu dengan orang yang menjengkelkan. Bagaimana kita bisa belajar mengasihi? Ketika kita bergesekan dan berbeda pendapat di dalam komunitas.
Jemaat mula-mula saling mengingatkan dengan cara senantiasa berkumpul baik di Bait Suci (komunal) dan rumah-rumah (Kelompok lebih kecil). Mereka tidak takut berkomunitas karena mereka sadar bahwa mereka saling membutuhkan satu dengan yang lainnya untuk saling mengingatkan akan segala dosa mereka maupun iman mereka.
SS, di tempat ini jangan menyendiri, jangan menjauhkan diri dari orang lain, percayalah, engkau sulit bertumbuh sendirian. Seperti lidi, tidak akan berfungsi dengan baik kalau hanya sebatang. Ada banyak wadah di komisi kita yang baik untuk saling mengingatkan, ada PA, Persekutuan pelayan Tuhan, Persekutuan Mahasiswa, dll. Datanglah dan rasakan berkat Tuhan di tengah komunitas! Saya percaya perkataan Paulus bukan perkataan omong kosong di dalam Efesus 2:18-19, “Karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,”
3. Komunitas penting untuk saling menguatkan di tengah kesulitan
Kita mengenal di dalam dunia ini banyak komunitas. Ada komunitas sepeda ontel, komunitas komik, komunitas lokomotif, di internet ada komunitas Yahoogroup, dll. Mereka membuka jaringan komunitas untuk memperkuat identitas mereka sebagai penggemar komik, lokomotif, dll, menyakinkan mereka dan menguatkan posisi mereka bahwa mereka tidak maniak sendirian, tetapi ada yang juga sama maniaknya dengan mereka. Kondisi ini membuat mereka semakin percaya diri untuk mengejar barang-barang yang mereka dambakan meskipun banyak tantangan, tetapi mereka merasa ada teman seperjuangan.
Nehemia dan bangsa Israel lainnya pun tidak merasa sendirian waktu itu meskipun ada banyak tantangan dari luar. Mereka saling percaya diri karena kuasa Tuhan tentu yang bekerja dalam pembangunan ini tetapi juga karena mereka melihat orang-orang di sekeliling mereka bersiap siaga dengan senjata menjaga dari segala serangan yang bisa datang. Yang menarik adalah mereka tetap bekerja. Mereka tetap fokus untuk menyelesaikan pekerjaan mereka ini. Tangan yang satu memegang senjata dan tangan yang satunya lagi bekerja.
Bila Nehemia meniup sangkakala, maka mereka harus berkumpul dan bersatu melawan orang-orang yang jahat itu. “berkatalah aku kepada para pemuka dan para penguasa dan kepada orang-orang yang lain: "Pekerjaan ini besar dan luas, dan kita terpencar pada tembok, yang satu jauh dari pada yang lain. Dan kalau kamu mendengar bunyi sangkakala di suatu tempat, berkumpullah ke sana mendapatkan kami. Allah kita akan berperang bagi kita!" Nehemia 4:19-20
Apa artinya Allah kita akan berperang bagi kita dengan mereka memegang senjata? Artinya adalah di dalam segala pergumulan kita, maka kita perlu datang kepada Tuhan sebagai sumber dari kekuatan. Ketika kita memiliki masalah, maka kita perlu datang berdoa dan memohon kepada-Nya kekuatan dan penghiburan. Itu artinya Allah akan berperang bagi kita. Tetapi Tuhan pun memakai sarana yang ada untuk mewujudkan kekuatan dan penghiburan-Nya. Ia memakai manusia lainnya atau sesama kita untuk menguatkan dan menghiburkan. Ini seperti kita sedang memegang senjata. Ketika kita memiliki masalah dan pergumulan atau mencari kehendak Tuhan, Tuhan ingin kita sadar bahwa kita tidak sendirian menghadapinya. Kita punya Dia sebagai sumber kekuatan tetapi kita juga punya sesama kita yang dipakai-Nya menjadi alat kemuliaan-Nya.
Ss, saya pernah mengalami yang namanya jenuh dalam pelayanan. tetapi saya bersyukur karena Tuhan tempatkan teman-teman pengurus yang menutupi kejenuhan saya, istri yang baik yang menghibur, teman-teman lain yang menguatkan.
Jemaat mula-mula Mereka dikatakan bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, mereka berkumpul memecahkan roti dan berdoa. Ketiga unsur ini adalah bagaimana mereka menjalin relasi dengan Tuhan sebagai sumber kekuatan dan penghiburan. Tetapi kita melihat juga bahwa jemaat saling menolong dan menguatkan dengan bukti-bukti nyata. Mereka dikatakan menjual harta milik mereka dan membagi-bagikannya kepada mereka yang kekurangan.
Mari saudara, kita bergandengan tangan. Tidak meninggalkan pertemuan-pertemuan ibadah, tidak meninggalkan komunitas karena kita tidak akan mampu menghadapi dunia ini sendirian. Tuhan akan memakai kita untuk:
- Mewujudkan rencana Allah
- Mengingatkan kita akan kuasa dan pimpinan-Nya
- Menguatkan kita dalam segala kesulitan
To God be the glory!
No comments:
Post a Comment