Tuesday, June 17, 2008

Petrus dan Yudas--murid sejati dan gadungan

Petrus dan Yudas adalah sama-sama murid Tuhan Yesus. Tetapi salah satu dari mereka adalah murid Yesus yang sejati dan yang satunya lagi hanyalah murid Yesus gadungan/palsu. Tentu kalian tahu yang mana yang sejati dan yang mana yang gadungan. Tetapi pertanyaannya sekarang, apakah saudara2 tahu, saudara2 murid yang bagaimana, murid Yesus yang sejatikah, atau jangan2 gadungan?

Ada seorang profesor yang sangat pintar sekali dan sudah seringkali memberikan ceramah di berbagai universitas terkenal. Profesor ini pergi kemana-mana dengan seorang supirnya yang setia dan selalu mendengarkan ceramah dari profesor ini. Suatu ketika, profesor ini begitu sibuk dan lelah karena ceramah yang banyak itu. Terpikirlah oleh profesor ini untuk mendandani supirnya menggantikan dia berbicara di sebuah universitas agar dia bisa sejenak beristirahat. Karena supir ini sering mendengar ceramah profesor ini yang sama maka supir inipun memberanikan diri dan memang tidak bisa menolak profesor ini, takut dipecat! Supir ini sudah didandani dengan keren layaknya seorang profesor dan tibalah mereka di sebuah universitas. Dengan gagahnya supir dan profesor ini masuk ke dalam dan supir ini pun memberikan ceramah persis seperti yang disampaikan oleh sang profesor. Semua orang bertepuk tangan setelah supir ini menyampaikan ceramahnya. Ternyata waktu itu ada sesi tanya jawab dan seorang mahasiswa mengajukan sebuah pertanyaan yang sulit sekali bagi supir ini untuk menjawabnya. Tetapi supir ini tidak kehabisan akal. Supir ini menjawab, “bagus sekali pertanyaan saudara. Tetapi pertanyaan ini terlalu mudah bagi saya. Bahkan supir saya yang duduk di belakang itu saja bisa menjawabnya. Tolong supirku, jawab pertanyaan yang mudah ini kamu pasti bisa!”

Ada banyak orang yang mengaku sebagai murid Kristus yang sejati. Dari tampak luar mereka dengan rajinnya dan salehnya melakukan kegiatan-kegiatan rohani. Setiap minggu ke gereja, mengikuti kegiatan gereja, memiliki banyak teman di gereja, yang pada intinya mereka berkecimpung di dalam komunitas kristiani, bahkan ada orang yang mengaku murid Kristus yang sejati karena sejak lahir sudah dibawa ke gereja oleh orang tuanya (orang-orang Papua sangat yakin akan hal ini. Mereka menyangka dengan status mereka sebagai orang Kristen sejak kakek nenek mereka, mereka ke gereja setiap minggu sudah menjamin bahwa mereka adalah anak Tuhan. Tetapi justru kehidupan di Papua kehidupan yang rusak, HIV AIDS paling besar di sana, orang mabuk ada di mana-mana, percaya kepada tahayul2. Berada di komunitas Kristen tidak menjamin seseorang sudah menjadi anak Tuhan).
Memang salah satu ciri seorang murid Kristus yang sejati adalah ia berada di tengah komunitas kristiani, ia tidak berdiri di jalan orang berdosa dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh (Mzm. 1:1), tetapi ada juga orang-orang yang mengaku-ngaku murid Yesus berada di dalam kumpulan anak Tuhan. Yohanes berkata benar di dalam 1 Yohanes 2:19, “Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.”

Inilah yang terjadi di dalam kehidupan Petrus dan Yudas. Selama ± 3 tahun mereka berada di sebuah komunitas yang teragung sepanjang sejarah manusia yaitu komunitas bersama-sama Tuhan Yesus. Ini sebuah kesempatan yang sangat istimewa berada di bawah bimbingan dan ajaran Tuhan Yesus. Mereka mendengar Tuhan Yesus mengajar dan berkhotbah, menyaksikan mujizat yang Tuhan Yesus lakukan, melayani orang banyak bersama dengan Tuhan Yesus, dan banyak hal lagi yang bisa mereka saksikan dan alami seperti yang Rasul Yohanes katakan di dalam 1 Yohanes 1:1, “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman Hidup . . .”.

Tetapi di dalam kehidupan akhir dari kedua orang ini kita melihat sebuah perbedaan yang kontras sekali terjadi. Petrus melayani Tuhan memberikan seluruh hidupnya sampai mati untuk pekerjaan Tuhan, sedangkan Yudas memilih dengan kehendaknya sendiri mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di sebuah pohon.

Apakah sebenarnya yang membedakan kedua sosok ini sehingga yang satu memiliki hidup yang berarti sebagai murid Kristus yang sejati, sedangkan yang satunya lagi hidupnya adalah kesia-siaan belaka sebagai murid Kristus yang gadungan?

Mari kita baca Yohanes 13:5-11, 21-30

Ada 2 hal yang mendasari apakah kita adalah murid yang sejati atau gadungan?

1. DiPilih oleh Allah (lahir baru)
Petrus adalah orang yang dipilih Allah untuk masuk ke dalam komunitas-Nya yang baru sedangkan Yudas tidak (13:18). Petrus mengalami apa yang namanya lahir baru sedangkan Yudas tidak pernah lahir baru.

Apa jaminan bahwa Tuhan memilih seseorang untuk diselamatkan? Perkataan-Nya yang ya dan amin! Ia akan menepati setiap perkataan-Nya.

Perkataan yang Tuhan Yesus sampaikan malam sebelum Ia disalib itu adalah bahwa murid-murid-Nya sudah “bersih,” hanya tidak semua “bersih.” Apa artinya perkataan Tuhan ini? Artinya adalah Iman mereka sudah dijamin dan akan dipelihara selama-lamanya oleh Tuhan Yesus.

Ketika Tuhan Yesus membasuh kaki murid-muridnya malam sebelum Ia disalib, sampailah Ia kepada kaki terakhir yaitu Simon Petrus. Pembasuhan kaki Yesus menunjukkan 2 hal:
a. Memberikan teladan akan kerendahan hati seorang pemimpin (13:15).
b. Memberikan jaminan kepada murid-murid-Nya bahwa mereka akan dibersihkan dari dosa mereka dan menjadi milik Allah. Mereka tidak akan terhilang meskipun kalau kita lihat pada saat disalib, iman mereka goncang dan mereka melarikan diri semua, tetapi ada pemeliharaan tangan Tuhan atas iman mereka.

Nah, poin kedua ini sebenarnya tidak dipahami Petrus. Petrus tidak tega melihat Yesus membasuh kakinya yang kotor itu (Petrus hanya melihat secara lahiriah). Tetapi Tuhan menegaskan kepadanya bahwa basuh kaki ini menjadi lambang kesatuan dengan Dia (secara rohani; 13:8b, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku”). Mendengar hal itu, Petrus langsung spontan menginginkan seluruh tubuhnya dibasuh karena pikirannya adalah bukankah akan lebih maknyus/tokcer/mantap kalau semuanya saja? (lahiriah lagi karena Petrus selalu ingin lebih daripada teman-temannya).

Maka Tuhan Yesus menjelaskan secara lahiriah juga tanpa meninggalkan makna rohaninya (Pintar!). Tuhan menjelaskan dengan bahasa sehari-hari di mana kalo sudah mandi, maka semua sudah bersih kecuali kaki, karena kaki orang pada zaman itu hanya memakai kasut yang terbuka (tidak seperti sepatu sekarang) sehingga ada banyak debu dan kotoran yang selalu mampir ke kaki mereka. Tetapi Ia kembali lagi kepada maksudnya bahwa kamu sudah bersih, hanya tidak semua. Artinya, ada 2 pengertian:
- Kamu sudah bersih tetapi hanya kaki yang masih kotor karena itu saya bersihkan (lahiriah).
- Kamu sudah dijamin keselamatannya oleh Aku (rohani) tetapi tidak semua—mengacu kepada Yudas.

Tuhan memilih dan menjamin iman mereka akan tetap di dalam-Nya berdasarkan kasih dan rencana-Nya. Pilihan Tuhan tidak berdasarkan apakah Petrus dan murid-murid yang lain lebih baik daripada Yudas. Kita tidak tahu mengapa kita dipilih Tuhan, tetapi kita bisa tahu Bagaimana kita dipilih Tuhan? Melalui apa? apa jaminannya? perkataan-Nya/firman-Nya yang ya dan amin.

Firman Tuhan katakan, “setiap orang yang mengaku dengan mulut dan percaya dalam hati, maka akan diselamatkan.” Apakah engkau pernah mengambil komitmen untuk melakukan hal demikian? Kalau ya, maka Roh Kudus sudah bekerja di dalam hatimu dan membuatmu mengenal-Nya dan percaya kepada-Nya. Percayalah bahwa engaku dipilih oleh Tuhan menjadi anak-anak-Nya. Tetapi kau pun harus buktikan bahwa kau memang adalah orang yang dipilih Tuhan dengan menjadi murid yang sejati di dalam perkataan, perbuatan, dan tingkah lakumu.

Seorang murid yang sejati akan rindu bertumbuh di dalam pengenalan firman Tuhan! Seorang murid yang sejati akan rindu melayani Tuhannya! Seorang murid yang sejati akan rindu untuk hidup menjaga kekudusan, berjuang meninggalkan dosanya! Apakah engkau murid Yesus yang sejati?
pertanyaannya sekarang adalah, apakah Tuhan tidak adil dengan memilih Petrus dan tidak memilih Yudas? TIDAK! Memang Tuhan memilih seturut kehendak-Nya, tetapi Yudas memilih jalannya dengan kehendaknya sendiri, bukan Tuhan yang menjerumuskan dia.

2. Kehendak manusia
Di dalam Injil Yudas yang menghebohkan beberapa waktu lalu, Yudas digambarkan sebagai seseorang pahlawan yang berjasa karena pengorbanannya sehingga misi Tuhan Yesus dapat terlaksana. Tanpa dirinya maka Yesus tidak akan disalib. Benarkah demikian? TIDAK! Yudas melakukan semuanya itu karena kehendaknya sendiri. Ia sudah menjual Tuhan Yesus hanya karena ketamakannya kepada uang. Setelah Yudas dirasuk oleh roh jahat maka Tuhan berkata kepada Yudas, “Apa yang hendak kau perbuat, perbuatlah dengan segera. (ay. 27)” manusia memiliki kehendaknya sendiri untuk melakukan dosa. Yakobus 1:14-15 berkata, “tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa, dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.”

Jangan salahkan Tuhan kalau kau kecanduan drugs, rokok, pornografi, judi dan semua sekarang atau nantinya akan menyengsarakanmu. Itu semua karena engkau yang memilihnya sendiri dan menikmatinya di dalam dosamu.

Tetapi sekarang belum ada kata terlambat. Kalau firman Tuhan hari ini berbicara secara pribadi di dalam hatimu, membuat hatimu menyesal dan malu akan segala dosamu, maka Tuhan ingin membuat perubahan di dalam dirimu. Bukan hanya menolongmu keluar dari masalahmu atau menolongmu kuat menghadapi masalahmu, melainkan menyambut engkau di dalam komunitas-Nya yang baru.

Seorang murid yang sejati adalah yang kehendaknya dikuduskan oleh Tuhan dan dengan rendah hati kehendaknya diletakkan di bawah kaki Tuhan. Sedangkan murid yang gadungan, akan senantiasa menuruti keinginan hatinya dan melawan kehendak Tuhan.

Maukah engkau menanggalkan kehendakmu dan membiarkan Tuhan menguduskan kehendakmu sehingga bukan dosa lagi yang kau ingin lakukan, melainkan melakukan kehendak Tuhan? Seperti yang Petrus lakukan semasa hidupnya, ia melayani dan mengikuti Tuhan seumur hidupnya. Kalau engkau mau, maka engkau adalah murid yang sejati, bukan gadungan.
khotbah disampaikan di komisi Pemuda GKKB jemaat Pontianak

No comments: