setiap sore menjelang malam dan sampai larut malam, selalu hati ini was-was melihat gelagat istri yang gelisah. dan betul, tiba-tiba apa yang ada di perutnya yang mungkin baru saja selesai makan (kadang yang lumayan mahal belinya) berakhir di lubang kloset. Pernah sekali waktu sambil merasakan asamnya rasa yang keluar dengan jenis makanan dan minuman, baik yang masih berbentuk maupun yang sudah kaga jelas bentuknya, alias encer, saya pun ingin mengikuti jejaknya. Untung saya sebagai suami menunjukkan integritas yang tinggi untuk tidak serta merta muntah bersamanya. alhasil, pijatan maut pun saya keluarkan baik di leher, tepukan di punggung dan pinggang (ke dia).
kasihan hati ini melihat istri yang kelelahan, demikian juga dengan saya yang kelelahan menahan nafas setiap melihat dia begitu merana dengan berusaha mengeluarkan kekuatan dia yang terakhir menahan rasa lelah. akhirnya bisa juga dia tidur nyenyak.
setiap melihat dia muntah, saya langsung ingat masa saya suka muntah waktu malaria. emang gak enak, meskipun lama-kelamaan enak juga muntah karena setelah itu segar. hati ini hanya terus berdoa bagi istriku agar kuat menghadapi kehamilannya. sampai sekarang dia masih merasakan sakit di lambung, entah karena makan asam-asam, stres mikirin pelayanan, atau faktor lainnya. i love u my wife! be stong in the Lord!
Showing posts with label Goretan hidup. Show all posts
Showing posts with label Goretan hidup. Show all posts
Thursday, January 22, 2009
Tuesday, January 13, 2009
Catatan pinggir yang kelelahan
Kalau saya sedang jabarkan kehidupan saya sekarang, maka kata itu adalah SIBUK. Puji Tuhan kalo Tuhan masih percayakan banyak pelayanan, tapi saya takut berubah menjadi puji setan karena dia sudah berhasil membuat saya sibuk sampai hal yang esensi dalam hidup ini yaitu bergaul karib dengan Tuhan saya berat jalankan dan mulai menjadi barang langka. maunya sih mengurangi kesibukan pelayanan. maunya sih memikirkan ladang yang baru yang lebih mungkin memberikan space untuk bernafas bersama Tuhan. tapi ah....bisa aja alasan untuk menghindar dari tantangan atau pengen cari suasana yang lebih enak buat diri sendiri. tapi jujur, hati ini emang belum sreg ada di tempat pelayanan sekarang. emang dasar kamu Kian Guan!
rasanya malu deh dengar katanya kalo di tenpat pelayanan Mr. Caleb Tong, beliau berkata (dengar kata orang), "orang dunia aja tekun bekerja, kaga ada off, masa kita hamba Tuhan kalah dan butuh off?" wuih.....gentar juga kalo Tuhan utus kerjasama sama beliau. tapi pikir2, benar juga. cuma masalahnya bagaimana dengan orang yang gelo kayak saya ini yang masih susah bergaul karib dengan Tuhan sembari bersibuk ria.
ada baca buku bagus buanget karangan Charles Swindoll judulnya so, you want to be like Christ?/Anda mau menjadi seperti Kristus? eh...baca buku ini, beliau mengatakan bahwa harus berani berkata tidak kepada pelayanan yang menyita hubungan kita dengan Tuhan. harus ada waktu bersama Tuhan yang cukup dengan implikasi pelayanan harus ditata tak menyibukkan. ehm.....
apalagi pelayanan sekarang sering saya terjebak dalam perbandingan dengan orang lain yang lebih mantap jadwal pelayanannya tapi tidak ngeluh, sedangkan saya....wahhhhh....ngeluhnya lebih banyak daripada pelayanannya. apa karena masih bau kencur yah? ehmmm.....God forgive me.
catatan pinggir orang yang kelelahan
rasanya malu deh dengar katanya kalo di tenpat pelayanan Mr. Caleb Tong, beliau berkata (dengar kata orang), "orang dunia aja tekun bekerja, kaga ada off, masa kita hamba Tuhan kalah dan butuh off?" wuih.....gentar juga kalo Tuhan utus kerjasama sama beliau. tapi pikir2, benar juga. cuma masalahnya bagaimana dengan orang yang gelo kayak saya ini yang masih susah bergaul karib dengan Tuhan sembari bersibuk ria.
ada baca buku bagus buanget karangan Charles Swindoll judulnya so, you want to be like Christ?/Anda mau menjadi seperti Kristus? eh...baca buku ini, beliau mengatakan bahwa harus berani berkata tidak kepada pelayanan yang menyita hubungan kita dengan Tuhan. harus ada waktu bersama Tuhan yang cukup dengan implikasi pelayanan harus ditata tak menyibukkan. ehm.....
apalagi pelayanan sekarang sering saya terjebak dalam perbandingan dengan orang lain yang lebih mantap jadwal pelayanannya tapi tidak ngeluh, sedangkan saya....wahhhhh....ngeluhnya lebih banyak daripada pelayanannya. apa karena masih bau kencur yah? ehmmm.....God forgive me.
catatan pinggir orang yang kelelahan
Sunday, June 8, 2008
Berada di Borneo Barat.
Borneo Barat (Kal-Bar) tepatnya di kota Pontianak baru saja saya jajaki selama 3 minggu. tepatnya saya berada di sebuah gereja Tiong Hua bernama GKKB (gereja Kristen Kalimantan Barat), sebuah gereja Injili yang besar dalam kuantitas, memiliki sekolah Imanuel yang besar pula kuantitas muridnya, memiliki panti jompo dan panti asuhan yang baru mulai berkarya, dan pelayanan lainnya.
Pekerjaan Tuhan di tempat ini begitu besar bagi saya karena di dalam gereja sendiri, ada begitu banyak anak Tuhan yang perlu dibimbing dan dibina, sedangkan di luar sana ada banyak orang yang begitu "kuning" padinya dan siap untuk dituai.
Saya sendiri merasa sulit beradaptasi karena:
1. Bahasa. Bahasa yang sangat umum di kota Pontianak adalah Tiociu sedangkan di daerah kampung sekitar Pontianak berbahasa Hakka. Sedangkan saya? hanya bisa berbahasa Indonesia dan Hokkian "tam po-tam po."
2. Kultur. di sini sangat Chinese sekali kulturnya, sedangkan saya sudah bercampur aduk antara Chinese, Betawi, Jawa, Sunda, sedikit Papua....:d
3. reposisi. penggantian pembina di gereja dari seorang pendeta kepada saya mengharuskan saya ekstra keras beradaptasi dengan cepat.
Semoga Tuhan terus membuat saya mau belajar dan diajar! Ingat saya dalam doamu.
Pro Christus
KG
Pekerjaan Tuhan di tempat ini begitu besar bagi saya karena di dalam gereja sendiri, ada begitu banyak anak Tuhan yang perlu dibimbing dan dibina, sedangkan di luar sana ada banyak orang yang begitu "kuning" padinya dan siap untuk dituai.
Saya sendiri merasa sulit beradaptasi karena:
1. Bahasa. Bahasa yang sangat umum di kota Pontianak adalah Tiociu sedangkan di daerah kampung sekitar Pontianak berbahasa Hakka. Sedangkan saya? hanya bisa berbahasa Indonesia dan Hokkian "tam po-tam po."
2. Kultur. di sini sangat Chinese sekali kulturnya, sedangkan saya sudah bercampur aduk antara Chinese, Betawi, Jawa, Sunda, sedikit Papua....:d
3. reposisi. penggantian pembina di gereja dari seorang pendeta kepada saya mengharuskan saya ekstra keras beradaptasi dengan cepat.
Semoga Tuhan terus membuat saya mau belajar dan diajar! Ingat saya dalam doamu.
Pro Christus
KG
Monday, October 22, 2007
IN MEMORIAM
SUPONO B. WAGITO
30 MARET 1955 - 11 SEPTEMBER 2007
Pak Pono atau sering saya panggil Pak Pon! memang kelihatannya bukan siapa-siapa di mata banyak orang. Mengapa demikian? Karena Pak Pon hanya seorang petugas kebersihan di gereja yang dilayaninya selama hampir 30 tahun. Beliau selama ± 52 tahun semasa hidupnya menegarkan hatinya terhadap Injil Tuhan yang disampaikan kepadanya. Tetapi menjelang masa akhir hidupnya ± 2 minggu, beliau menetapkan diri untuk percaya dalam hatinya dan mengaku dengan mulutnya bahwa Tuhan Yesus Kristus yang selama ini didengarnya namun yang diabaikannya, sekarang dengan tegas telah menjadi Juruselamatnya. Selama ± 2 minggu saya percaya beliau mendapati dirinya tidak sendirian lagi tetapi ada seorang penolong dan pemasti hidupnya kelak. Mengapa saya dapat memastikan demikian?
Ketika kami mengunjungi Pak Pon di Rumah Sakit karena beliau menderita gagal ginjal, saya mendengar ada orang-orang yang menceritakan kembali tentang Kristus sebagai Juruselamat. Mereka pun mendoakan Pak Pon. Pak Pon meresponi Injil dan doa tersebut dengan menyebut nama Yesus dan meresponi tantangan keselamatan ini. Pada hari minggu, beberapa hari menjelang kepergiannya, Pak Pon dengan kursi roda mengikuti ibadah di gereja. Itu adalah ibadah resminya yang terakhir, tetapi ibadah yang sejati berkecamuk di dalam hidupnya sepulang dari gereja.
Saya tetap percaya akan janji Tuhan yang berkata, “Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu."Itulah firman iman, yang kami beritakan. Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10:8-10). Boleh donk dengan keterbatasan saya, saya menyakinkan keselamatan seseorang secara kasat mata yang sudah sesuai syarat firman Tuhan di atas? Di mata saya, Pak Pon memberikan pelajaran mengenai realitas kemurahan hati Tuhan.
Secuil Kisah Beliau
Hampir setiap kali saya melangkah ke kantor, saya berpapasan dengan beliau. Seperti biasa, kami bertegur sapa. Kadang Pak Pon tersenyum dan merentangkan tangannya menyambut tangan saya, namun seringkali juga Pak Pon hanya menatap kaku seperti banyaknya masalah bagi sebagian besar orang. Tetapi Pak Pon bukan orang yang sering mengeluh. Dia mengeluh hanya ketika sedang sakit dan pusing dengan kehidupan rumah tangganya. Untuk pekerjaan, never heard tuh! Bahkan menurut kesaksian beberapa orang, beberapa tahun lalu mengingat dedikasi, usia, dan taraf hidupnya, Pak Pon ditawari modal untuk berdagang oleh gereja. Namun apa daya, Pak Pon malah sedih dan menangis karena dia menduga dirinya dipecat dari gereja. Tak ayal, gereja hanya bisa tersenyum akan keluguan seorang Pak Pon dan dia dapat terus bekerja di gereja. Hati yang mengasihi dan setia kepada pekerjaannya. Kadang saya sendiri tidak merasa lebih mengasihi dan setia kepada panggilan saya sebagai seorang penginjil.
Ijinkan saya mengungkapkan penghargaan saya kepada beliau dan kepada Tuhan atas pengalaman hidup bersamanya selama 6 bulan saya bersua dengannya.
Kiranya Tuhan terus bekerja di dalam hati Pak Pon - Pak Pon yang lain sehingga genap orang-orang pilihan-Nya mengaku dengan mulut dan percaya dalam hati bahwa Yesus adalah Tuhan!
Secuil Kisah Beliau
Hampir setiap kali saya melangkah ke kantor, saya berpapasan dengan beliau. Seperti biasa, kami bertegur sapa. Kadang Pak Pon tersenyum dan merentangkan tangannya menyambut tangan saya, namun seringkali juga Pak Pon hanya menatap kaku seperti banyaknya masalah bagi sebagian besar orang. Tetapi Pak Pon bukan orang yang sering mengeluh. Dia mengeluh hanya ketika sedang sakit dan pusing dengan kehidupan rumah tangganya. Untuk pekerjaan, never heard tuh! Bahkan menurut kesaksian beberapa orang, beberapa tahun lalu mengingat dedikasi, usia, dan taraf hidupnya, Pak Pon ditawari modal untuk berdagang oleh gereja. Namun apa daya, Pak Pon malah sedih dan menangis karena dia menduga dirinya dipecat dari gereja. Tak ayal, gereja hanya bisa tersenyum akan keluguan seorang Pak Pon dan dia dapat terus bekerja di gereja. Hati yang mengasihi dan setia kepada pekerjaannya. Kadang saya sendiri tidak merasa lebih mengasihi dan setia kepada panggilan saya sebagai seorang penginjil.
Ijinkan saya mengungkapkan penghargaan saya kepada beliau dan kepada Tuhan atas pengalaman hidup bersamanya selama 6 bulan saya bersua dengannya.
Kiranya Tuhan terus bekerja di dalam hati Pak Pon - Pak Pon yang lain sehingga genap orang-orang pilihan-Nya mengaku dengan mulut dan percaya dalam hati bahwa Yesus adalah Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)