Friday, January 18, 2008

Mendapatkan Tuhan Lebih Dari Apapun

Ayub 42:1-17

Doa adalah ekspresi kasih kita kepada Tuhan atas segala kemurahan yang telah ditunjukkan-Nya kepada kita. Dengan doa, kita rindu mendekat kepada Tuhan seperti seorang anak yang merindukan pelukan dan gendongan ayahnya dan ibunya. Doa tidak seharusnya menjadi alat meminta kepada Tuhan, melainkan sebuah kerinduan untuk mengucap syukur atas apa yang sudah diberikan-Nya dan mengerti kehendak dan rencana-Nya atas apa yang tidak (atau belum) diberikan-Nya.

Ayub selama ± 20 pasal mengajukan permohonan, permintaan, keluh kesah, dan kekecewaannya kepada Tuhan. Saat-saat itu, Allah tidak menjawab sedikitpun sampai pasal 37. Tetapi setelah Tuhan menjawabnya di pasal 38-41, Ayub menyesal bahwa apa yang pernah dimintanya lahir dari ketidakmengertiannya kepada rencana Tuhan. Sekarang, Ayub tidak peduli dengan apa yang sudah diambil daripadanya (harta, keluarga), karena mendapatkan Tuhan lebih dari segalanya. Ayub tidak meminta kepada Tuhan selain dari apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya untuk berdoa bagi teman-temannya yang sudah mengecewakan hati Tuhan (ay. 7).

Melalui permintaan Ayub, Tuhan mengampuni teman-teman Ayub (ay. 9). Tidak hanya itu, Tuhan pun memberkati Ayub dengan berlimpah-limpah (ay. 10-16), tanpa sedikitpun Ayub meminta Tuhan memulihkan keadaannya. Firman Tuhan hanya mengatakan, ”Lalu Tuhan memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan Tuhan memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu” (ay. 10).

Tuhan bisa memberikan tanpa kita meminta/berdoa kepada-Nya, karena Dia Mahapemurah dan Mahakuasa. Tetapi Tuhan akan menahan jawaban doa kita agar kita datang kepada-Nya, karena yang Tuhan inginkan adalah kita mendekat kepada-Nya—mendapatkan-Nya lebih dari apapun juga.
Doa adalah ekspresi kasih kita kepada Tuhan atas segala kemurahan-Nya bagi kita.

No comments: