Tuesday, January 8, 2008

Bagaimana Rasanya Jatuh Cinta?

Mazmur 119:153-176

Lihatlah, betapa aku mencintai titah-titah-Mu! Ya Tuhan, hidupkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu” (ay. 159).
Membaca bagian Mazmur ini membangkitkan perasaan saya kembali kepada bagaimana rasanya ketika sedang jatuh cinta. Bagaimana tidak? Saya mencatat setidaknya ada 4 kali (ada 13 kali di dalam seluruh Mazmur 119) kata ”cinta” dipakai Pemazmur untuk menyatakan perasaannya kepada titah Tuhan (ay. 159), Taurat-Nya (ay. 163, 165), dan peringatan-peringatan-Nya (ay. 167). Dan lebih hebatnya lagi, Pemazmur sampai 7 kali dalam sehari memuji Tuhan karena hukum-hukum Tuhan yang adil (ay. 164; melebihi makan nasi atau obat yang hanya 3-4 kali sehari). Pemakaian jumlah 7 kali di dalam Alkitab biasanya menunjukkan jumlah yang sempurna/penuh yang berarti Pemazmur selalu rindu dan kebelet untuk selalu memuji Tuhan atas firman-Nya tanpa henti-hentinya.
Ketika saya (atau saudara) ”jatuh cinta” kepada seseorang, hobi atau sebuah benda, saya percaya kita akan selalu rindu untuk menemui dan mengenal kehidupannya (seseorang); kita akan melakukannya, mengutak-atiknya dan akan kita pelototin sepanjang hari (hobi/benda).
Tetapi mengapa hal demikian sangat sulit untuk kita lakukan terhadap firman Tuhan? Mengapa waktu Saat Teduh kita porsinya lebih sedikit daripada hobi kita? Mengapa kita lebih kuat menghabiskan waktu kita bercengkerama dengan pasangan kita lebih daripada Kekasih Jiwa kita?
Pemazmur sebenarnya menyadari pula segala kelemahannya yang terkadang ”hilang” dari jalan Tuhan. Dengan segala kekuatiran dan tekanan hidupnya, Pemazmur kadang lebih memikirkan hidupnya daripada Tuhannya. Karena itu, Pemazmur dengan segala kerendahan hati memohonkan pertolongan Tuhan untuk tetap menjaganya dari hubungan dengan Tuhan; karena dari Tuhan sajalah kekuatan dan pertolongannya ada.
Biarlah kita pun dengan segala kerendahan hati memohon kepada Tuhan untuk ”menarik” kita selalu dekat dengan-Nya.

No comments: