Yohanes 18:36-38a; 19:8-11
Yohanes Pembaptis adalah tokoh yang penting di dalam kelahiran Tuhan Yesus ke dalam dunia karena dia mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan di dunia. Kita belajar 2 hal dari Yohanes Pembaptis:
1. Yohanes tidak menganggap dirinya penting di saat orang-orang membutuhkan. Dia begitu merendahkan diri di hadapan Allah. Dia tidak memenuhi keinginan orang-orang Yahudi yang hendak mengangkat dia menjadi Juruselamat mereka. Dia menolak keinginan mereka karena dia tahu yang harus dipandang penting adalah Tuhan Yesus bukan dirinya.
2. Yohanes tahu betul apa yang menjadi tugas dia dan dia melaksanakannya. Dia tahu apa itu kebenaran firman Allah dan dia memberitakan kebenaran itu. “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.”
Bila saya mau ringkas bagaimana sikap hati daripada Yohanes Pembaptis, maka ada satu lagu yang dapat melukiskan isi hati daripada Yohanes Pembaptis. Pujian ini diciptakan oleh Lenny LeBlanc dengan judul no Higher Calling (tidak ada panggilan yang lebih tinggi). Dalam lagu ini dikatakan tidak ada panggilan yang lebih tinggi daripada membungkuk dan berlutut di hadapan Tuhan. Justru di tempat itulah, manusia mendapatkan tempatnya yang paling tinggi.
see http://www.youtube.com/watch?v=EpTjqmjXB9Q
No higher calling
Down at your feet Oh Lord
Is the most high place
In your presence Lord,
I Seek your face
I Seek your face
Down at your feet Oh Lord
Is the most high place
In your presence Lord,
We Seek your face
We Seek your face
There is no higher calling
No greater honor
Than to bow and kneel before your throne
I am amazed at your glory
Embraced by your mercy
Oh Lord, I live to worship you
(Berlutut di bawah kaki-Mu Tuhan, adalah tempat yang paling tinggi
Di hadirat-Mu Tuhan, aku mencari wajah-Mu, aku mencari wajah-Mu
Berlutut di bawah kaki-Mu Tuhan, adalah tempat yang paling tinggi
Di hadirat-Mu Tuhan, kami mencari wajah-Mu, kami mencari wajah-Mu
Tidak ada panggilan yang lebih tinggi, tidak ada kehormatan yang paling besar
Daripada membungkuk dan berlutut di tahta-Mu
Aku terkagum akan kemuliaan-Mu, dirangkul oleh anugerah-Mu
Oh Tuhanku, aku hidup untuk menyembah-Mu)
Apakah saudara sudah memenuhi panggilan Tuhan ini?
SS, Kelahiran Tuhan Yesus tidak akan berarti apa-apa tanpa pengorbanan-Nya di atas kayu salib. Palungan tanpa salib, maka hanya peristiwa yang sia-sia. Palungan tanpa salib maka tidak jauh berbeda dengan apa yang diajarkan oleh agama-agama. Mengapa demikian? karena keselamatan manusia hanya bisa diperoleh dengan syarat pengorbanan manusia. Kenapa Tuhan Yesus harus lahir ke dalam dunia menjadi manusia? Kenapa sih tidak langsung aja dari sorga bilang, “Kian Guan kamu sudah berdosa, saya ampuni dosamu sekarang, ting!” karena, dosa manusia hanya bisa dibereskan dengan manusia lainnya, itu baru adil, tetapi harus manusia yang tidak ada dosanya. Kalo ada dosa yah gak bisa, mana bisa yang kotor bersihkan yang kotor. Gak mungkin kan kita cuci piring yang kotor pake lumpur. Masalahnya, semua manusia Roma 3:23 katakan sudah jatuh ke dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Semua, baik dulu, sekarang dan masa akan datang. Karena itu, tidak ada manusia di dunia ini yang bisa menebus dosa, menyelamatkan kita dari kebinasaan. Karena alasan itulah, Allah mengutus Yesus masuk ke dalam dunia menjadi manusia, ia hidup dengan sempurna dan layak menggantikan kita yang berdosa. Nah, kelahiran Yesus yang kita peringati dalam hari natal adalah awal ia menebus dosa kita. Tanpa kelahiran-Nya maka tidak ada salib. Tanpa palungan, tidak ada salib. Tetapi tanpa salib, palungan tidak berarti apa-apa.
Injil Yohanes memang tidak mencatat kelahiran Tuhan Yesus karena yang dia hendak tekankan mengenai Yesus adalah sebagai Allah dari kekal sampai kekal (dimulai dari logos tanpa awalan dan tidak ada akhir, tidak dicatat mengenai kenaikan Yesus ke Sorga). Tetapi yang menarik adalah beberapa jam sebelum Yesus disalib, Dia mengungkapkan alasan Dia lahir ke dalam dunia. Kita bisa lihat itu dalam percakapan Yesus dengan Pilatus. Sebelumnya mari kita mengenal siapakah lawan bicara dari Tuhan Yesus?
bersambung . . .
Tuesday, December 22, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment