Sunday, December 30, 2007

Betapa Salehnya Kamu Harus Hidup

2 Petrus 3:1-18

Di dalam kedua surat Petrus, kita dapat melihat sebuah tema yang cukup mencolok yaitu mengenai bertahan dalam penderitaan. Orang-orang percaya harus mengalami penderitaan dalam mengikut Tuhan—fisikal (1Ptr. 2:18-21; 4:1) maupun batiniah (ajaran sesat; 2Ptr. 2:1-22).

Penderitaan yang dialami oleh orang percaya membuat mereka menanti-nantikan janji kedatangan Tuhan. Di tengah pemerintahan bengis yang menyiksa mereka dan pukulan yang mereka terima (1Ptr. 2:18-20), tersimpan harapan di hati mereka akan kedatangan Tuhan yang akan memberikan kedamaian dan kebebasan dari segala penderitaan. Namun demikian, harapan tersebut justru mengalami ”kerikil” lagi karena mereka kelihatan jenuh menantikannya; di tambah lagi ada pengejek-pengejek yang berusaha menghasut mereka bahwa janji Tuhan hanyalah ”janji tinggal janji.”

Karena itu bagi Petrus, penting sekali ia mengingatkan kembali pengharapan yang pasti itu di dalam Tuhan. Petrus mengingatkan kembali bahwa Raja segala raja itu, Tuhan Yesus yang agung dan mulia itu pasti datang—tidak lalai akan janji-Nya (ay. 9a). Pada saat kedatangan-Nya, langit dan bumi akan hancur dan diubahkan menjadi langit dan bumi yang baru. Ketika kedatangan-Nya nanti, maka penghakiman akan dimulai oleh hakim yang adil nan agung itu.
Tidak kunjung datangnya Tuhan, karena Tuhan memberikan kesempatan bagi setiap orang yang belum percaya untuk percaya (ay. 9b dan 15). Bagi setiap kita yang sudah bertobat, ini merupakan kesempatan berharga untuk menceritakan kasih Tuhan.

Saat kedatangan-Nya nanti akan membuktikan betapa dahsyat dan luar biasa megahnya Tuhan kita. Memang kita tidak akan tahu kapan Ia datang karena Ia datang seperti pencuri di malam hari, tetapi justru bukankah ini harus selalu membuat kita berjaga-jaga?

Setelah mendengar semua ini, seharusnya tidak ada lagi keraguan di hati kita akan kedatangan-Nya, Ia pasti datang! Karena itu betapa salehnya kita harus hidup dan bertumbuh di dalam kasih karunia dan pengenalan akan Dia. Sehingga ketika Ia datang, kita akan didapati setia kepada-Nya. Kiranya Ia sendiri yang memelihara iman kita sampai pada kedatangan-Nya.

Songsonglah Dia di dalam pertumbuhan iman dan pengenalan akan Dia, juruselamatmu!

Kristus Membereskan Masalah Adam

Roma 5:12-21

Berbicara Adam dan Kristus, maka kita akan melihat dua sosok/pribadi yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia.

Adam adalah pribadi yang membawa seluruh umat manusia ke dalam belenggu dosa. Adam menjadi wakil manusia sebagai penyataan keterbatasan, kelemahan, kesombongan, kedegilan, dan kebodohan manusia. Apa yang dipilih Adam adalah apa yang dipilih seluruh manusia. Apa yang dialami Adam adalah apa yang dialami seluruh manusia. Mungkin kita berkata, ”Andai saya yang menggantikan Adam di Taman Eden, pasti saya tidak akan melakukan kebodohan yang dia lakukan.” Eits...tunggu dulu. Anda yakin anda lebih baik dari Adam? Berbicara dosa di Taman Eden adalah berbicara hal yang tidak dapat dihindari oleh siapapun juga. Adam mungkin saja manusia terbaik pada waktu itu, tetapi tetap saja dia manusia yang diciptakan dengan keterbatasan.

Tapi kita bersyukur bahwa ada satu sosok lain yang bertolak belakang dengan keadaan Adam. Dia adalah Yesus Kristus, manusia yang sempurna, tidak diciptakan, tidak sombong, tidak degil, dan tidak bodoh seperti Adam. Keterbatasan dan kelemahan-Nya hanyalah karena Dia yang adalah Allah telah dibatasi dan lemah secara fisik, ruang dan waktu sebagai manusia.
Yesus Kristus adalah pribadi yang membawa seluruh umat manusia dalam kebenaran. Tidak ada dosa di dalam-Nya. Hal ini menjadikan Dia pantas menjadi kurban yang sempurna dengan darah yang kudus dari keAllahan-Nya. Yesus Kristus membawa dampak yang lebih dahsyat dari dosa yang dibawa oleh Adam. Hal yang seharusnya tidak pantas dialami oleh setiap kita yang berdosa telah dikerjakan dengan sangat luar biasa oleh Yesus. Kasih karunia dan pengorbanan-Nya di kayu salib telah menyelamatkan saudara dan saya dari belenggu dosa dan maut yang kekal.

Seperti yang saya katakan di awal, berbicara Adam dan Kristus, maka kita akan melihat dua sosok/pribadi yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Tetapi saya tambahkan, pribadi Kristus tidak hanya mempengaruhi namun mengubahkan hidupmu dan saya.

Dia ubahku, oh . . Jurus’lamat. Ku tidak seperti yang dulu lagi.

Yesus Kristus—Raja di dalam hatimu

Selamat natal SS….Berbicara natal tahun ke tahun berita natal yang sesungguhnya mulai memudar bahkan sudah mengalami distorsi/penyimpangan.

1. Koran Kompas kemarin meliput mal-mal di Jakarta yang juga merayakan natal. Kompas memberi judul “Musim `salju` di Jakarta.” Di Mal Taman Anggrek tampak hutan pinus dengan salju putih menyelimuti pucuk daun. Rusa dan beruang robot berkeliaran di tengah salju. Di tengah rindangnya pohon, ada pondok kayu di mana Santa Klaus duduk menunggu pengunjung. Ketika ditanya kepada humas Taman Anggrek, mengapa memilih salju? Dia mengatakan, “Salju, pohon pinus, dan Santa Kluas diidentikkan orang dengan natal.” Di Senayan City mengangkat tema Fantasy Land. Di sana ada boneka Teddybear dan pohon natal yang tersusun dari kepingan lego. Mal Ciputra juga menyebut areanya Fantasyland. Di Mal Kelapa Gading dan Summarecon Mal Serpong Tangerang berdiri istana negeri dongeng lengkap dengan penghuninya yaitu Disney Princess, para putri dari Dongeng Walt Disney. Di Mal Artha Gading memberi tema Christmas Wonderland. Di sana berdiri rumah kurcaci dari gabus berwarna merah putih. humas mal Artha Gading berkata, “Anak-anak cenderung suka dengan hal-hal berbau kartun dan kisah-kisah dongeng.” Pertanyaannya sekarang adalah dimana Yesus? Tidak ada kelahiran Yesus. Sinterklas, kurcaci-kurcaci sudah menggantikan Yesus. Hal ini mungkin wajar di Indonesia yang bermayoritas bukan Kristen. Tetapi bagaimana dengan Di Amerika yang hampir seluruh penduduknya mengklaim diri anak Tuhan? Menurut survei yang saya dengar baru-baru ini di Amerika ketika mereka ditanya apa yang mereka pikirkan ketika mendengar kata natal? ± 85% natal adalah pohon natal. ± 65% natal adalah santakalus. ± 35% natal adalah makanan enak dan hadiah. ± 8% natal adalah kelahiran Yesus.

2. Tidak hanya itu. Film2 selama musim natal mencoba mendistorsi makna natal karena waktunya tepat untuk membuat anak-anak lupa bahkan membuang Yesus jauh2. Misalnya: beberapa minggu yang lalu tepatnya pada tanggal 7 Desember perdana ditayangkan sebuah film di Amerika, dan segera atau mungkin sudah tayang di sini yang berjudul The Golden Compass (sudah ada yang nonton?). film ini diiklankan besar-besaran selama musim natal untuk menjadi tontonan hiburan bagi anak-anak. Film ini sebenarnya diambil dari trilogi buku Phillip Pullman yang berjudul “His Dark Materials” (Sisi gelap Allah). Dari judulnya tentu kita tahu bahwa Pullman bukan seorang Kristen. Ya! Ia adalah seorang ateis (orang yang tidak percaya bahwa Allah itu ada). Pullman dikenal sebagai seorang ateis yang militan menentang C.S. Lewis dan karyanya "Chronicles of Narnia". Motivasinya adalah untuk menandingi perlambangan Kristus di dalam serial Narnia (Aslan singa adalah penggambaran Yesus). Film The Golden Compass memang dibuat lebih halus daripada bukunya tetapi film ini telah disebut sebagai "ateisme bagi anak-anak." film2 seperti ini mencoba menyelewengkan makna natal karena waktunya tepat untuk membuat anak-anak lupa kepada Yesus. Bahkan, dikatakan, “Ini adalah fantasi alam semesta, di mana penyihir itu baik, gereja itu jahat, dan akhir dari segala sesuatunya adalah Tuhan sudah mati.”

Natal bukan lagi HOLY DAY (hari yang kudus) tetapi menjadi HOLIDAY (liburan).

Mengapa makna natal mengalami penyimpangan? Semua dikarenakan dosa manusia.
1. Karena dosa, orang yang tidak percaya kepada Tuhan tidak akan pernah mengerti arti natal yang sesungguhnya. Bahkan, mereka akan terus berusaha melawan keberadaan Tuhan.
2. Karena dosa, orang yang percaya pun terpengaruh suara dunia yang menjadikan berita natal—Kelahiran Yesus—membosankan. Seperti lagu dari seorang jemaat di gereja saya, “Dia lahir untuk kami, Dia mati untuk kami, biarin…biarin….aja!”

Tetapi SS tahu bahwa berita yang sudah ± 2000 tahun ini yang kedengarannya membosankan justru akan membawa kedamaian di dalam hatimu. Damai yang dunia tidak dapat beri sampai kapanpun. Damai yang kau butuhkan di tengah-tengah masalah hidupmu dan pergumulanmu. Damai antara dirimu yang berdosa dan Tuhan—Sang Juruselamat. Karena itulah sore ini saya rindu kita kembali merenungkan arti natal yang sesungguhnya sehingga ada damai yang kamu rasakan antara kamu dan Tuhan penciptamu.

Mari kita buka Yohanes 18:37!

SS, Kaisar Jepang Akihito dan permaisuri Michiko memiliki seorang putri yang bernama Putri Sayako. Beberapa tahun yang lalu ada peristiwa yang mengharukan yang terjadi kepada Putri Sayako. Di usianya yang berumur 36 tahun, ia melepas masa lajangnya dengan menikahi seorang staf pemerintah Jepang yang bernama Yoshiki Kuroda berumur 40 tahun. Seorang putri kerajaan menikah dengan seorang rakyat jelata. SS tahu apa resiko yang harus diterima putri Sayako? Dia harus kehilangan gelar kerajaannya dan harus hidup seperti layaknya rakyat jelata lainnya. Dia harus belajar menyetir mobilnya sendiri. Ia harus belajar berbelanja ke supermaket sendiri tanpa ada pengawal atau pembantu-pembantu yang melayaninya. Dia harus terbiasa hidup sebagai rakyat jelata. Yang mulia itu sekarang menjadi biasa. Putri Sayako memilih kekasihnya daripada kekayaan dan kekuasaan.

SS, kisah pengorbanan seperti ini lebih agung lagi kita akan temukan di dalam diri Tuhan Yesus, Allah yang bertahta di sorga tetapi mau turun ke dalam dunia menjadi manusia. Ia memilih dunia dan meninggalkan takhta kemuliaan-Nya di surga. Untuk apa? Kedatangan-Nya ke dalam dunia untuk menjadi Raja di dalam hatimu dan hatiku. Tetapi masalahnya, tidak semua orang menerima Dia sebagai Raja. Yesus ditolak sejak Dia lahir bahkan sampai Ia mati di kayu salib. Mengapa demikian?

Agenda manusia—orang-orang Yahudi
Orang-orang Yahudi di dalam bagian yang kita baca sangat membenci Yesus. Pilatus tidak mengerti mengapa orang yang tidak bersalah ini hendak dihukum mati oleh orang Yahudi. Setidaknya ada 3 kali Pilatus berkata, “aku tidak mendapai kesalahan apapun pada-Nya.” Bahkan klimaksnya Pilatus berusaha membebaskan Yesus (Yoh. 19:12a). Mengapa orang Yahudi benci sekali dengan Yesus? Sampai-sampai mereka mengusulkan kepada Pilatus untuk mengganti tulisan di atas kayu salib Yesus (19:21) yang bertulis, “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi” harus diganti dengan tulisan, “Yesus, orang Nazaret, Aku adalah Raja orang Yahudi” Biar Dia ngaku2 sendiri kalau Dia seorang Raja. Sory, kami gak punya Raja seperti Dia!”

Semua dikarenakan agenda mereka, harapan mereka beratus-ratus tahun lamanya untuk menantikan raja yang akan membebaskan mereka dari penindasan dan kesengsaraan hilang sudah. Kalau SS baca di pasal-pasal sebelumnya, orang-orang Yahudi hendak mengangkat Yesus secara paksa sebagai raja setelah mereka melihat Yesus membuat mujizat dengan memberi makan 5000 orang tetapi Yesus menyingkir (Yoh. 6:15). Ini dia tokoh Pembebas kita yang dijanjikan sejak zaman nenek moyang kita!

Awalnya mereka memang meragukan Yesus. Dengan kata lain, “Mungkinkah seorang bayi yang lemah, dari keluarga miskin, dapat membebaskan kita dari penindasan Roma dan memberikan keamanan di dalam hidup kita?” Mereka ragu, Tetapi ketika melihat Yesus melakukan banyak mujizat, mereka takjub dan berharap Yesus akan menjadi pembebas dan Raja mereka yang perkasa. Tetapi lambat laun justru apa yang mereka dapat? Seseorang yang lemah yang justru suka menolong orang, membiarkan dirinya dicaci maki dan akhirnya membiarkan dirinya disalib. Apakah ini yang pantas disebut raja? Tidak heran mereka sangat membenci Yesus terlebih lagi ketika Yesus mengaku diri-Nya sebagai Allah, jangankan menjadi Allah, menjadi raja di dunia saja Yesus tidak punya tampang. Kalau kalian ke Israel, maka kalian akan mendapati bahwa orang-orang Israel masih menanti-nantikan Juruselamat itu.

Inilah agenda manusia!

Ada seorang senator Amerika bernama Ernie Chambers dari negara bagian nebraska yang juga punya agenda sendiri tetapi justru koran menuliskan senator ini sudah gila. Senator ini mengajukan gugatan hukum kepada Tuhan atas segala bencana yang Tuhan turunkan ke dunia. Dia mengatakan, “Tuhan telah menyebabkan banjir, badai, gempa, dan tornado yang mengerikan.” Senator ini meminta pengadilan mengambil keputusan permanen yang melarang Tuhan mengeluarkan ancaman teror. Gugatan Chambers menunjukkan bahwa Chambers berusaha menghadirkan Tuhan ke dunia. “Keluarlah di manapun Engkau berada!” mungkin begitu teriak Chambers. Hingga kini penggugat belum bisa dimintai komentar. Tuhan pun sampai saat ini belum menanggapi gugatan itu. Aya aya wae!

Karena dosa, manusia mencari Tuhannya sendiri. Karena dosa, manusia mencari kebenarannya sendiri. Tetapi juga Karena dosa, manusia tidak akan pernah menemukan kebenaran dan keselamatan yang sejati. Yesus tidak melawan karena Yesus datang dan lahir ke dalam dunia bukan untuk memenuhi agenda orang-orang Yahudi/manusia tetapi Ia datang untuk memenuhi agenda Allah Bapa di Sorga.


Agenda Allah
Agenda Allah adalah mengutus Yesus, Anak-Nya yang tunggal datang ke dalam dunia untuk merebut kembali kerajaan-Nya dari tangan Iblis. Itu lebih penting dari sekedar melawan pemerintahan Romawi. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, maka kerajaan Allah di dunia dikuasai oleh Iblis. Manusia yang adalah kekasih Allah sudah dikuasai oleh kegelapan. Hati manusia dikuasai dosa. Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri dari dosa-dosa yang membelenggu dan mereka sangat membutuhkan Juruselamat. Allah merencanakan keselamatan itu dengan kelahiran Yesus ke dalam dunia.

Inilah mengapa Yesus tidak melakukan perlawanan secara fisik karena Ia datang dengan satu tujuan, mati di kayu salib. Hanya Dengan cara inilah dosa manusia ditebus. Sangat ironis memang, di kala mereka menyalibkan Yesus, salib itu justru yang menebus dosa mereka. Karena itu Natal identik dengan salib karena dari kelahiranlah perjalanan salib Yesus dimulai.
Saya membayangkan seluruh isi surga selama ± 33 tahun sepertinya sedang mengarahkan pandangan mereka dengan serius ke dalam dunia, mengamati Raja mereka yang sedang mengemban Misi Surgawi. Sedih ketika melihat Raja mereka menangis, kedinginan dan badannya tertusuk oleh jerami palungan. Marah ketika melihat tidak ada tempat yang layak bagi kelahiran Raja mereka, yang ada hanyalah palungan. Marah ketika melihat Raja mereka ditampar dan diludahi dan disalibkan. SPEAK UP GOD! Tetapi inilah yang Kristus jalani demi kebenaran yang harus diberitakannya yaitu datang ke dalam dunia untuk menyerahkan diri-Nya bagi tebusan banyak orang. Setiap orang yang adalah milik Tuhan akan mendengar suara-Nya seperti seekor domba yang mengikuti gembalanya karena domba itu mengenal suara gembalanya. Domba yang tidak percaya kepada gembalanya akan lari ketika mendengar suara yang asing baginya. Pilatus “lari” dari hadapan Tuhan. Ia sudah diperhadapkan dengan terang dunia itu dan ketika harus memilih, ia memilih tetap di dalam kegelapan. Pengadilan yang sementara bagi Yesus berubah menjadi pengadilan yang kekal bagi Pilatus.

Bagaimana dengan kamu?
Apakah kamu saat inipun sedang lari dari hadapan Tuhan? Apakah kamu domba yang terhilang? Apakah kamu sudah memiliki Yesus di hatimu? Kalau belum, maukah engkau berkata”, Tuhan, saya mengerti sekarang untuk apa Engkau datang ke dalam dunia, yaitu untuk menyelamatkan saya dari dosa, karena itu masuklah ke dalam hati saya dan menjadi Juruselamat saya.” Maukah kamu menyambut kasih-Nya?

Murid-murid Tuhan Yesus juga lari pada malam Yesus disalib. Tetapi mereka tidak lari untuk selamanya. Iman mereka bertumbuh di dalam pemeliharaan Tuhan. Berita kebangkitan Yesus menjadi berita kemenangan mereka akan dosa-dosa. Mereka menjadi pemenang-pemenang yang tidak hanya memiliki Yesus sebagai Raja di hati mereka tetapi di dalam sepanjang hidup mereka, mereka menempatkan Yesus selalu menjadi Raja. Lihat Petrus, ia mati disalibkan dengan kepala di bawah.

1) Andreas mati disalibkan.
2) Matius mati dibunuh dengan pedang.
3) Yohanes mati secara biasa tetapi dia pernah dimasukkan ke dalam minyak yang panas.
4) Yakobus, anak Alfeus mati disalibkan.
5) Filipus mati disalibkan.
6) Simon mati disalibkan.
7) Tadeus mati dibunuh dengan panah.
8) Tomas si peragu mati ditusuk dengan pedang.
9) Bartolomeus mati disalibkan.
10) Yakobus, anak Zebedeus mati dibunuh dengan pedang.
11) Dan banyak lagi orang-orang yang hidup menempatkan Yesus sebagai Raja di dalam hati mereka.

Paulus berkata, “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”

Saya selalu mengibaratkan di dalam hati kita ada sebuah takhta kursi yang megah. Masalahnya siapakah yang duduk di atasnya? Iblis? Kamu? Atau Yesus? Kalau kau sudah menerima Yesus maka Iblis tentu tidak lagi menguasaimu. Tetapi belum tentu kita menaikkan Yesus di kursi hati kita dan membiarkan-Nya mengendalikan hidup kita. Kita masih bercokol di sana dan tidak mengijinkan Yesus yang bertahta di hati kita. Tidak heran kalau kita masih menggemari dosa-dosa tertentu, dan tidak rindu bertumbuh dalam iman. Biarlah momen natal tahun menjadi saat di mana engkau yang sudah sekian tahun mengaku percaya kepada Tuhan merenungkan kembali apakah hidupmu sudah menyenangkan hati-Nya? Apakah Tuhan segala-galanya bagimu? Apakah ketika engaku belajar, ada kerinduan untuk memberi yang terbaik bagi Tuhan? Apakah engkau rindu untuk merenungkan firman-Nya setiap hari? Apakah engkau rindu memiliki karakter serupa Kristus?

Saya akan menutup kotbah saya dengan sebuah kisah nyata di Filipina.
Andy, Adalah seorang bocah kelas 4 SD di suatu daerah di Milaor Camarine Sur, Filipina, yang setiap hari mengambil rute melintasi daerah tanah bebatuan dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya di mana banyak kendaraan yang melaju kencang dan tidak beraturan. Setiap kali berhasil menyeberangi jalan raya tersebut, bocah ini mampir sebentar ke Gereja setiap pagi hanya untuk menyapa Tuhan. Tindakannya selama ini diamati oleh seorang Pendeta yang merasa terharu menjumpai sikap bocah yang lugu dan beriman tersebut.
"Bagaimana kabarmu Andy? Apakah kamu akan ke sekolah?""Ya, Bapa Pendeta!" Balas Andy dengan senyumnya yang menyentuh hati Pendeta tersebut.Dia begitu memperhatikan keselamatan Andy sehingga suatu hari dia berkata kepada bocah tersebut, "Jangan menyeberang jalan raya sendirian. Setiap kali pulang sekolah kamu boleh mampir ke Gereja dan saya akan menemani kamu ke seberang jalan. Jadi dengan cara tersebut saya bisa memastikan kamu pulang ke rumah dengan selamat."
"Terima kasih, Bapa Pendeta.""Kenapa kamu tidak pulang sekarang? Apakah kamu tinggal di Gereja setelah pulang sekolah?"
"Aku hanya ingin menyapa kepada Tuhan... sahabatku."Dan Pendeta itu segera meninggalkan Andy untuk melewatkan waktunya di depan altar berbicara sendiri, tapi kemudian Pendeta tersebut bersembunyi di balik altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andy kepada Bapa di Surga.
Andy berkata...Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun temanku melakukannya.
Aku makan satu kue dan minum airku. Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanyalah kue ini. Terima kasih buat kue ini Tuhan! Aku tadi melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kueku yang terakhir buatnya. Lucunya, aku nggak begitu lapar.
Lihat, ini selopku yang terakhir. Aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu minggu depan. Engkau tahu sepatu ini akan rusak, tapi tidak apa-apa... paling tidak aku tetap dapat pergi ke skolah.
Orang-orang berbicara bahwa kami akan mengalami musim panen yang susah bulan ini, bahkan beberapa temanku sudah berhenti sekolah. Tolong bantu mereka supaya bisa sekolah lagi. Tolong Tuhan...
Oh ya, Engkau tahu ibu memukulku lagin karena aku nakal. Ini memang menyakitkan, tapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya seorang Ibu.Tuhan, Engkau mau lihat lukaku? Aku tahu Engkau mampu menyembuhkannya, di sini... di sini... aku rasa Engkau tahu yang ini kan? Tolong jangan marahi Ibuku ya? Dia hanya sedang lelah dan kuatir akan kebutuhan makanan dan biaya sekolahku... Itulah mengapa dia memukul kami.
Oh Tuhan... Aku rasa aku sedang jatuh cinta saat ini. Ada seorang gadis yang cantik di kelasku, namanya Anita. Menurut Engkau apakah dia akan menyukaiku? Bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engkau tetap menyukaiku karena aku tidak usah menjadi siapapun hanya untuk menyenangkanMu. Engkau adalah sahabatku.
Hei... ulang tahunMu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau gembira? Tunggu saja sampai Engkau lihat, aku punya hadiah untukMu. Tapi ini kejutan bagiMu. Aku berharap Engkau akan menyukainya.Ooops aku harus pergi sekarang.
Kemudian Andy segera berdiri dan memanggil Pendeta itu, "Bapa Pendeta, Bapa Pendeta, aku sudah selesai bicara dengan sahabatku, anda bisa menemaniku menyeberang jalan sekarang!"Kegiatan tersebut berlangsung setiap hari, Andy tidak pernah absen sekalipun.
Pendeta Agaton berbagi cerita ini kepada jemaat di Gerejanya setiap hari Minggu karena dia belum pernah melihat suatu iman dan kepercayaan yang murni kepada Allah... suatu pandangan positif dalam situasi yang negatif.
Pada hari Natal, Pendeta Agaton jatuh sakit sehingga dia tidak bisa memimpin gereja dan dirawat di rumah sakit. Gereja diserahkan pengelolaannya kepada 4 wanita tua yang tidak pernah tersenyum dan selalu menyalahkan segala sesuatu yang orang lain perbuat. Mereka juga sering mengutuki orang yang menyinggung mereka
Mereka sedang berlutut memegangi rosario mereka ketika Andy tiba dari pesta Natal di sekolahnya, dan menyapa "Halo Tuhan... Aku...""Kurang ajar kamu bocah!!! Tidakkah kamu lihat kami sedang berdoa???!!! keluar...!!! "Andy begitu terkejut, "Di mana Bapa Pendeta Agaton? Dia seharusnya membantuku menyeberangi jalan raya. Dia selalu menyuruhku mampir lewat pintu belakang Gereja. Tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Tuhan Yesus, ini hari ulang tahun-Nya, aku punya hadiah untuk-Nya...
"Ketika Andy mau mengambil hadiah tersebut dari dalam bajunya, seorang dari keempat wanita itu menarik kerahnya dan mendorongnya keluar Gereja.
Sambil membuat tanda salib ia berkata "Keluarlah bocah... kamu akan mendapatkannya!!Oleh karena itu Andy tidak punya pilihan lain kecuali sendirian menyeberangi jalan raya yang berbahaya tersebut di depan Gereja.

Dia mulai menyeberang ketika tiba-tiba sebuah bus datang melaju dengan kencang, sebab di situ ada tikungan yang tidak terlihat pandangan.Andy melindungi hadiah tersebut di dalam saku bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus tersebut.
Waktunya hanya sedikit untuk menghindar, tapi itu tidaklah cukup...Dan...Andy pun tewas tertabrak. Orang-orang di sekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh bocah malang yang tak bernyawa tersebut.

Andy anak ini mati di dalam Tuhan, tetapi terlebih lagi, ia memiliki kedekatan dengan Tuhan dan rindu selalu menyenangkan hati Tuhan. Kisah selanjutnya memang diceritakan bahwa Tuhan berkenan kepada anak ini. Tuhan senang sekali menerima hadiah dari Andy.

Hai kamu yang mengaku percaya kepada Tuhan, dekatlah kepada Yesus karena Ia sudah hadir di dalam hatimu. Tinggikan Dia di dalam hatimu sebagai Rajamu yang memerintah hidupmu. Dia sungguh mengasihimu, Apakah kamu sungguh mengasihi-Nya?

Thursday, December 13, 2007

Kasih Itu Nyata

1 Yohanes 3:11-18

Sepanjang kisah Alkitab, saya mendapati setidaknya ada 2 hal yang sangat jelas dikerjakan Allah sebagai bukti kasih-Nya kepada kita (tanpa bermaksud mengabaikan kisah lainnya): (1) Kelahiran Tuhan Yesus ke dalam dunia (natal); dan (2) kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib (Jumat Agung). Kedua bukti ini sangat menunjukkan Allah tidak sekadar cuap-cuap di PL, tetapi justru perbuatan kasih-Nya yang nyata melahirkan PB yang bercerita panjang lebar mengenai Yesus Kristus—Kasih yang nyata itu.
Rasul Yohanes yang surat-suratnya dipenuhi dengan nada kasih mengingatkan kepada orang-orang Kristen bahwa orang-orang Kristen harus mengasihi dengan nyata—melalui perbuatannya— seperti kasih yang nyata dari Allah bagi manusia.

Orang yang sudah dibenarkan oleh Kristus pastilah orang-orang yang mau (atas dasar kasih Kristus) dan mampu (atas dasar kekuatan dari Roh Kudus) melakukan apa yang Kristus perintahkan. Memang ini menjadi sebuah pergumulan seumur hidup bagi orang Kristen. Tetapi akan sulit dipahami jika orang Kristen membenci seseorang kemudian terus menerus membenci tanpa adanya suatu usaha yang kuat melawan kebencian itu dan menggantinya dengan kasih dan pengampunan. Sulit dipahami!

Dengan kata lain seperti yang Yohanes ingin sampaikan, apakah mungkin orang yang mengaku menerima kasih Allah dengan mudahnya membenci saudaranya? Jangan-jangan ia hanya mengaku-ngaku sudah menerima kasih Allah (ay. 15). Apakah mungkin orang yang mengaku menerima pengorbanan Yesus menutup hatinya terhadap saudaranya yang kesusahan? Sekali lagi, jangan-jangan ia hanya mengaku-ngaku saja (ay. 17).

Benar bahwa kita dibenarkan karena iman saja, tetapi iman itu harus terlihat melalui apa yang kita perbuat bagi Tuhan. Marilah kita melangkahkan iman kita lebih lagi dengan perbuatan kita sehingga orang-orang dapat yakin berkata, “engkau memang anak-anak Allah” (1Yoh. 3:10).

Kita diselamatkan hanya karena iman saja, tetapi imanmu harus dinyatakan dengan perbuatanmu.

Wednesday, December 5, 2007

Ringkasan Buku Doktrin yang Sulit Mengenai Kasih Allah (1)

D. A. Carson
Penerbit Momentum


Buku ini sangat inspiratif sekali bagi saya sejak awal halaman sampai pada akhirnya

MENGENAI PENDISTORSIAN TERHADAP KASIH ALLAH

A. Mengapa doktrin mengenai kasih Allah dianggap sulit?

1. Di antara dunia dan kekristenan terjadi perbedaan yang sangat signifikan di dalam memaknai tentang kasih Allah. Doktrin mengenai kasih Allah menurut Alkitab sudah diganti dengan paham kasih yang sekedar menghibur dan hampir selalu menggambarkan bahwa kekuatan tertinggi memiliki sifat yang baik. Misalnya dalam film Star Wars yang membahas mengenai Force yang ambigu tetapi condong kepada kemenangan akhir diraih oleh sisi “terang” dari Force. ET, yang menggambarkan dongeng inkarnasi yang menyentuh hati yang mencapai klimaksnya pada kebangkitan dan kenaikan. Kemudian film Contact yang menunjukkan suatu intelegensia yang tidak dijelaskan dipenuhi dengan kasih, pemeliharaan yang bijak, dan menimbulkan kekaguman (wawasan dunianya monistis, naturalis, dan pluralis).

2. Kasih Allah telah disanitasi, didemokratisasi, dan yang terpenting sudah dijadikan sentimental. Sekarang ini, banyak orang yang kelihatannya tidak sulit untuk mempercayai kasih Allah; mereka lebih sulit untuk mempercayai keadilan, murka, dan kebenaran yang tidak berkontradiksi mengenai Allah yang Mahatahu.

3. Gerakan Postmodernisme menjadikan doktrin kasih Allah universal.

4. Ketidakmampuan kita yang tersebar luas untuk memikirkan secara mendalam pertanyaan-pertanyaan fundamental (mis. Mengapa Tuhan mengijinkan kelaparan massal atau Hitler dan Pol Pot berkuasa membantai manusia?) yang memampukan kita untuk mempertahankan doktrin Allah dalam proporsi dan keseimbangan yang alkitabiah (Tertantang?—red.).

5. Kasih Allah kadang-kadang digambarkan di dalam lingkungan Kristen sebagai sesuatu yang lebih mudah dan lebih jelas daripada kenyataannya.

B. Beberapa cara berbeda yang dipakai Alkitab dalam membicarakan kasih Allah.

1. Kasih Allah yang intra-Trinitarian.
2. Kasih providensial Allah kepada semua orang yang telah diciptakan.
3. Maksud penyelamatan Allah terhadap dunia ciptaan-Nya yang telah jatuh ke dalam dosa (condong Arminian).
4. Kasih Allah yang khusus, efektif, dan selektif kepada umat pilihan-Nya (condong Calvinis).
5. Kasih Allah kadang-kadang dikatakan ditujukan kepada umat-Nya dengan suatu cara yang sementara atau bersyarat—yaitu bersyaratkan ketaatan.

Kesimpulan bab 1:
1. Kita tidak boleh melihat cara-cara membicarakan mengenai kasih Allah ini sebagai kasih-kasih yang berdiri sendiri dan terkotak-kotak. Tidak akan membantu jika kita mulai dengan terlalu sering berbicara mengenai kasih Allah yang providensial, kasih-Nya yang memilih, kasih-Nya yang intra-Trinitarian, dan sebagainya, seolah-olah masing-masing terisolasi dari yang lainnya.

2. Kita juga tidak dapat membenarkan salah satu dari cara-cara untuk berbicara mengenai kasih Allah seperti ini dikurangi oleh yang lainnya.

3. Bahkan, kita tidak dapat, sekalipun berdasarkan bukti Kitab Suci, membenarkan salah satu cara itu untuk menundukkan cara-cara lainnya.

The Truth: kita harus menggenggam kebenaran-kebenaran ini secara bersamaan dan belajar mengintegrasikan semuanya dalam proporsi dan keseimbangan yang alkitabiah.

Disadur dari D. A. Carson