Thursday, August 30, 2007

Sehati Sepikir Berlindung dalam Naungan Tuhan

Yosua 6

Kontes Mamamia di Indosiar dapat menjadi contoh bagaimana seorang anak perempuan beserta ibunya sehati sepikir untuk mencapai puncak prestasi. Kontes ini semakin menjadi pusat perhatian ketika Fiersha, seorang kontestan yang mengalami kelemahan di matanya dapat terus melaju sampai empat besar (ayo maju terus Fiersha!). Fiersha memang memiliki suara yang sangat bagus, namun demikian ia sangat bergantung kepada mamanya yang senantiasa memperhatikan segala kebutuhannya.
Orang-orang Israel menyadari kelemahan mereka untuk dapat menghancurkan kota Yerikho. Mereka sehati sepikir berlindung dan bergantung kepada Allah yang perkasa. Coba anda bayangkan sejenak kalau ada seseorang atau sekelompok orang yang merasa bangga dengan senjatanya dan pasukannya, kemudian memilih tidak menyanyi namun melepas panah dan tombak ke arah Yerikho, mung-kin kisah runtuhnya tembok Yerikho ini akan berbeda. Atau kalau-pun akan tetap sama kisahnya, maka akan ada penambahan mengenai orang-orang bodoh yang tidak sehati sepikir mengandalkan Tuhan.
Orang-orang seperti ini ada di dalam kehidupan kita. Suami bangga dengan kemampuannya mencari uang sehingga muncul kali-mat, “Kalau bukan karena saya, kalian akan makan batu!” Istri tidak mau kalah. Dengan merawat anak dan menjaga rumah ia berkata, “Kalau bukan karena saya, anakmu akan menjadi maling!” Pemimpin-pemimpin gereja bangga dengan panggilan dan pelayanannya sehingga muncul kalimat, “Kalau bukan karena saya, gereja ini akan hancur!” Jemaat pun tidak mau kalah. Jemaat berkata, “Kalau bukan karena saya, gereja akan sepi!” Seorang siswa atau mahasiswa bangga dengan kepintarannya dan kerajinannya sehingga muncul kalimat, “Saya pantas lulus karena saya memang pintar dan rajin!” Demikian pula dengan pimpinan perusahaan dan karyawan yang saling menganggap diri penting.
Kalimat-kalimat yang sering kita dengar bukan, bahkan mungkin kita ucapkan sendiri? Sehati sepikirlah di dalam bergantung kepada tangan kuasa Tuhan. Kita harus mengakui bahwa tanpa Tuhan, yang tersisa dari kita adalah kehancuran. Bila ada yang tidak sehati sepikir, mari seperti Yosua yang mengajak dan membawa umat-Nya melihat sendiri kuasa Tuhan.

Kita bukan siapa-siapa! Jika kita menyadarinya, maka kita akan diperlihatkan siapa Tuhan kita.

No comments: