2 Korintus 5:11-21
Apakah kita masih semangat mendengar berita Injil? Untuk hari ini mungkin iya, apalagi ketika kita selesai memperingati kematian Tuhan Yesus. Tetapi bagaimana untuk setahun ke depan atau seumur hidup kita, apakah berita Injil masih menjadi bagian terbesar yang akan sering kita khotbahkan di dalam hati kita? Ada banyak orang Kristen yang selama hidupnya merasa cukup mendengar berita Injil satu kali saja yaitu ketika pertama kali percaya kepada Tuhan Yesus. Namun setelah itu, berita Injil menjadi hambar rasanya, padahal berita Injil adalah dasar yang kokoh bagi iman kita.
Paulus sendiri tidak bosan-bosannya memproklamasikan berita Injil. Berita Injil di dalam pemberitaan Paulus adalah pendamaian manusia dengan Allah. Pendamaian ini dapat terjadi hanya karena Allah yang berinisiatif dan aktif mendamaikan diri-Nya dengan manusia yang berdosa melalui pengorbanan Anak-Nya, Yesus Kristus (ay. 18-19). Manusia tidak memiliki andil apa pun karena manusia telah kehilangan kemuliaan Allah, sehingga apa pun yang manusia inginkan hanyalah dosa. Tuhan Yesus yang mati di atas kayu salib telah meredakan, atau dengan kata lain, memuaskan murka Allah, sehingga manusia dapat dilayakkan hidup di hadirat Allah. Ketika Yesus dikatakan mendamaikan kita dengan Allah maka ada dua kondisi yang bersamaan terjadi di dalam diri kita:
1. Kita terbebas dari dosa (ay. 17). Semua dosa-dosa kita telah dihapuskan dengan darah Yesus yang teramat mahal. Namun tidak cukup di situ,
2. Kita dibenarkan di hadapan Allah (ay. 21). Kita seperti seorang penjahat yang siap dijatuhi hukuman mati oleh hakim, tetapi justru kita dibebaskan dari segala hukuman; luar biasanya lagi, kita diangkat menjadi anak-Nya.
Bukankah ini berita luar biasa ketika kita yang seharusnya binasa tetapi diselamatkan? Mari kita selalu khotbahkan berita Injil ini di dalam hati kita, sehingga kita dengan rendah hati selalu hidup di dalam kasih karunia-Nya. Sehingga pula bukan karena gagah dan perkasa kita hidup di dunia, melainkan semata-mata karena anugerah-Nya. Marilah kita tidak lagi hidup untuk diri kita sendiri, melainkan untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk kita (ay. 15).
Jadikan berita Injil makananmu setiap hari!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment