Kisah Para Rasul 16:19-40
Dan ia (kepala penjara) sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah (ay. 34b). Saya pun ikut gembira ketika membaca kisah ini. Pertama, karena Paulus dan Silas lebih memilih berdoa dan menyanyikan pujian daripada menggerutu atau tidur! Kedua, tentu saja saya bahagia seperti malaikat di surga karena Kerajaan Surga akan bertambah penghuninya. Ketiga, karena ternyata membawa orang percaya sampai dibaptis bisa hanya memerlukan beberapa jam saja, tidak perlu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun (mirip kisah Lidia bukan?). Kegembiraan saya, kepala penjara dan tentu saja Paulus dan Silas (mungkin juga saudara) dapat terjadi semata-mata karena kuasa Allah di dalam firman-Nya/Injil-Nya. Apa maksudnya?
Kalau saudara baca di dalam Kisah Para Rasul 16:13-18, Paulus dan Silas bisa dipenjarakan karena pemberitaan Injil mereka merugikan penghasilan tukang tenung. Ketika mereka di dalam penjara, mereka berdoa dan bernyanyi, sebenarnya secara tidak langsung mereka sedang memberitakan firman karena dikatakan, “. . . dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka” (ay. 25b). Dan terakhir tentu saja dengan pemberitaan firman kepada kepala penjara, maka kepala penjara sekeluarga menjadi percaya kepada Tuhan. Bukankah ini berarti Injil Tuhan menggetarkan hati semua orang?
Yang perlu kita pelajari dan terapkan dalam kehidupan kita adalah ketika Paulus dan Silas tidak menyia-nyiakan kesempatan yang Tuhan sediakan bagi mereka. Mereka sadar betul bahwa kuasa Injil/firman Tuhan bekerja dengan dahsyat dalam segala keadaan. Bahkan kalau kita dengar kesaksian-kesaksian iman, justru di dalam keadaan sulit, kuasa firman lebih didengar seperti speaker daripada kerincingan.
Pertanyaannya sekarang, apakah saudara dan saya mau memanfaatkan setiap kesempatan yang Tuhan berikan untuk memberitakan firman, apapun keadaannya?
Kita hanya alat di dalam kesempatan dan kekuatan yang dari Tuhan.
Friday, October 5, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment